- Danar Dono - VIVA.co.id
VIVA.co.id – Sekilas tak ada yang spesial dari rumah besar yang berdiri di Jalan Lontar Taman, nomor 23, Kecamatan Koja, Jakarta Utara ini.
Apalagi, rumah yang sedang dalam proses perbaikan ini, ditutupi dengan seng besi di bagian depannya. Di halaman rumah, tampak hanya tumpukan kayu, pasir dan material bahan bangunan lainnya.
Menurut warga setempat, rumah ini sudah cukup lama dalam masa renovasi. Tapi tak kunjung selesai karena pengerjaannya sering terhenti.
"Lagi direnov, buat toko jamunya. Tapi ya enggak kelar kelar begitu," ujar Roni, petugas kebersihan lingkungan setempat, Rabu, 7 September 2016.
Kondisi rumah milik Muhammad Anwar ini, saat VIVA.co.id tiba di sana, sangat sepi. Tak seorang pun berada di rumah itu. Kondisi ini sungguh berbeda dari beberapa hari sebelumnya.
FOTO: Suasana di rumah tempat ACW diperbudak oleh Anwar.
Rumah Anwar mendadak sepi setelah petugas kepolisian dari Polsek Metro Koja melakukan pemeriksaan atas kasus perbudakan dan penyiksaan seorang gadis cilik berusia 11 tahun, berinisial ACW.
Kasus itu terungkap setelah ACW melarikan diri dengan cara memanjat tembok rumah pada malam hari. Usai kabur, ACW diselamatkan petugas keamanan setempat dan dibawa ke Kantor Polsektro Koja untuk melaporkan apa yang dialaminya selama tiga tahun tinggal di rumah Anwar.
ACW dalam laporannya ke kepolisian menyebut, dirinya sudah sejak berumur 8 tahun tinggal bersama Anwar di Jakarta. Sebelumnya dia tinggal bersama ibunya di Makassar, Sulawesi Selatan.
FOTO: Luka di tubuh ACW, bekas penyiksaan yang dilakukan Anwar.
ACW mau diajak ke Jakarta oleh Anwar dengan iming-iming akan disekolahkan. Tapi pada kenyataannya, ACW malah dijadikan pembantu rumah tangga dan pembuat jamu oplosan. Selama bekerja, ACW tak pernah mendapatkan hak uang atas kerja kerasnya.
Malahan, dia kerap mendapatkan penyiksaan dari Anwar dan keluarga. Puncaknya saat ACW dituduh mencuri uang. ACW dipukuli dan dicambuk dengan menggunakan selang air. Bahkan, Anwar tega mencukur gundul rambut gadis cilik itu. (ase)
