Kasus Obat Kedaluwarsa, Omzet Pedagang Pasar Pramuka Turun

enam toko obat di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur disegel
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Anwar Sadat

VIVA.co.id – Kasus temuan obat kedaluwarsa di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, memberikan dampak negatif bagi pedagang lainnya. Mereka mengeluh omzet penjualannya turun lantaran perkara tersebut.

Kasus Obat Kedaluwarsa Ibu Hamil Masih Bergulir, Polisi: Janin Sehat

Edison (45 tahun) mengaku kecewa lantaran ulah segelintir oknum akhirnya menyusahkan pedagang lainnya. Sebab, para pelanggan menjadi ragu untuk membeli obat di Pasar Pramuka.

"Orang jadi enggak percaya karena kemarin banyak polisi, diberitain di mana-mana. Jadi walaupun cuma beberapa toko, kami semua yang ada di sini kena imbasnya," kata Edison di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, Jumat, 9 September 2016.

Kadinkes Depok Sebut Kasus Obat Kedaluwarsa Tak Berbahaya

Edison mengemukakan, omzetnya menurun hingga 50 persen. Menurutnya, masih banyak yang menjual obat secara jujur dan menaati aturan di Pasar Pramuka. "Yang melanggar itu hanyalah sejumlah oknum," ujarnya.

Dia mengatakan, para pengurus pasar akan mengambil tindakan tegas bagi para oknum pedagang yang jual obat kedaluwarsa.

Kasus Obat Kedaluwarsa, Petugas Puskesmas Hanya Disanksi Teguran

Pedagang lainnya Syarif (36) mengatakan, setelah temuan kasus tersebut kini tokonya menjadi sepi. Bahkan ada beberapa pembeli yang takut beli obat lagi di Pasar Pramuka.

"Banyak yang nanya, ini obatnya palsu enggak, terus expired enggak, konsumen jadi takut beli di sini (pasar Pramuka)," ujar Syarif.

Pernyataan serupa diungkapkan Yoyon (49), pedagang obat di Pasar Pramuka. Menurut Yoyon, sejak Senin, 5 September 2016, penurunan omzet sudah mulai terasa. Bahkan, sampai hari ini penjualan belum normal kembali.

"Omzet saya sangat turun drastis. Di toko saya ini saja penjualan mungkin sampai 60 persen penurunannya. Biasanya bisa sampai Rp10 juta sehari tapi sekarang mah paling Rp4 juta per hari," ujarnya.

Biasanya, kata pria yang sudah 20 tahun berdagang di pasar itu, pelanggan di tokonya sampai 50 orang per hari. Tapi sejak kejadian itu, jumlah pelanggannya turun menjadi sekitar 20 orang per hari.

"Mungkin habis kejadian kemarin masyarakat masih pada takut. Padahal kan yang jual obat kedaluwarsa udah disegel semua," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya