Djarot Tak Peduli Elektabilitasnya Bersama Ahok Turun

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Filzah Adini Lubis

VIVA.co.id – Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA telah merilis hasil surveinya bahwa elektabilitas pasangan calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (Ahok) - Djarot Saiful Hidayat mengalami penurunan.

Survei LSI: Tingkat Kepuasan Publik pada Jokowi Naik 76,2 Persen

Dari hasil survei itu, pada bulan Maret 2016 elektabilitas Ahok mencapai 60 persen. Sementara ketika dilakukan survei dari Maret 2016 hingga Oktober 2016 elektabilitas Ahok mencapai 28 persen, atau terjun bebas sekitar 30 persen.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat merespon santai hasil survei LSI tersebut. Pasalnya, hasil survei itu menjadi motivasi bagi calon petahana untuk melakukan sosilisasi kepada masyarakat DKI Jakarta.

Survei LSI: Kepercayaan Publik terhadap Kejaksaan Naik Jadi 74 Persen

"Ya enggak apa biarin-biarin, malah bagus bagi kita agar lebih semangat lagi bekerja," kata Djarot Saiful Hidayat di Kampus Universitas Moestopo Beragama, Jakarta Selatan, Sabtu, 8 Oktober 2016.

Mantan Anggota DPR RI itu juga rileks saat menanggapi dengan analisis survei yang menyebut jika pasangan Ahok-Djarot masuk ke putaran kedua, dan secara langsung head to head dengan calon lainnya, yaitu yaitu Anies Baswedan-Sandiaga Uno, atau pun Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni.

Temuan Survei LSI: Mayoritas Responden Percaya Keputusan KPU soal Hasil Pemilu 2024

Hasil survei itu menyebutkan jika head to head dengan pasangan Anies-Sandi, pasangan Ahok-Djarot mendapatkan 32,1 persen dan pasangan Anies-Sandi mendapatkan suara 38,0 persen. Sedangkan pasangan lainnya 29,9 persen. "Kalau if, if, (jika) aku enggak mau if, if," tegas Djarot.

Kejaksaan Agung menyita aset berupa uang tunai dari kasus korupsi timah

Survei LSI: Mayoritas Rakyat Percaya Kejagung Bakal Usut Tuntas Kasus Korupsi Rp 271 T

Survei LSI menyebutkan, Sebanyak 68,4 persen masyarakat percaya Kejaksaan Agung akan mengusut tuntas kasus korupsi terkait PT Timah yang merugikan negara hingga Rp 271 T.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024