Pemimpin Padepokan Satrio Aji Kewalahan Punya Empat Istri

Pemimpin Padepokan Satrio Aji, Anton Hardiyanto alias Aji.
Sumber :
  • VIVA.co.id / Zahrul Darmawan

VIVA.co.id – Anton Hardiyanto alias Aji (34 tahun), pemimpin Padepokan Satrio Aji, yang juga tersangka kasus pembunuhan dua pemuda di Depok, Jawa Barat, kembali membeberkan fakta mengejutkan di balik kasus tersebut.

5 Aliran Sesat dengan Ajaran Paling Gila Sepanjang Sejarah

Anton, mengaku terpaksa melakukan itu (pembunuhan) karena desakan ekonomi. Dia yang hanya bekerja serabutan, tak mampu memenuhi kebutuhan hidup ke empat istri dan sejumlah anaknya yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah.
      
"Iya, dia bilang begitu. Katanya dia punya empat istri dan sejumlah anak. Istrinya ada yang di Lampung, Depok dan di kota lain. Anaknya juga cukup banyak," kata kuasa hukum Anton, Herman Dionne pada VIVA.co.id, Sabtu 8 Oktober 2016.
       
Herman menegaskan, terkait kasus pembunuhan, belum tentu ada unsur perencanaan. "Kita juga kan belum tahu kadar sianidanya berapa. Tapi memang, dia (Anton) mengakui telah mencampurkan topasium sianida, tapi dia tahunya itu  racun ikan," jelas Herman. Apa yang dilakukan Anton alias Aji, kata Herman, terinspirasi dari kasus Jessica. "Katanya begitu, karena terinspirasi dari kasus Jessica yang sering dia tonton," ucapnya.
       
Herman mengatakan, dia belum bisa berkomentar banyak karena belum secara detail mengorek keterangan Anton. "Kita lihat dulu seperti apa kronologinya, dan saya rasa semua itu perlu pembuktian," ucapnya.
      
Untuk diketahui, tersangka nekat menghabisi dua nyawa pengikutnya dengan motif ingin menguasai mobil dan uang para korban. Modusnya, tersangka merayu korban dengan iming-iming emas batangan secara gaib sebanyak satu kilo gram. Namun untuk mendapatkan itu, korban diminta menyerahkan mahar berupa mobil dan sejumlah uang.
      
Tergiur dengan ucapan tersangka, kedua korban yang hanya sopir taksi online itu pun setuju hingga akhirnya mereka diajak ke sebuah tempat di kawasan Kampung Serab, Sukmajaya, Depok untuk melakukan ritual, Jumat malam, 30 September 2016. Disaat itulah, tersangka menyuguhkan kopi yang telah dicampurkan potasium sianida (racun ikan) hingga akhirnya korban pun meregang nyawa di lokasi kejadian.
     
Kedua korbannya kemudian dibuang di tempat berbeda. Korban pertama adalah Ahmad Sanusi (20), warga jalan Lubang Buaya, Rt 06/05, Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Jasadnya ditemukan dalam kondisi miring di dalam parit, di Jalan Makam Kopo Rt 09/09, Kelurahan Limo, Kecamatan Limo, Depok Sabtu pagi, 1 Oktober 2016.

Sedangkan korban kedua, diketahui bernama Shendy Eko Budianto (29), beralamat di Jalan Pencil, Rt 02/03 Desa Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Jawa Tengah. Jasad Shendy di temukan di dalam kali Jalan Pertanian Raya, Rt 05/04, Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok, tak jauh dari lokasi ditemukannya jasad Ahmad Sanusi.
       
Atas kasus ini, polisi telah menetapkan dua orang tersangka yakni Anton alias Aji dan Riyadi. Keduanya diringkus dalam pelarian di kawasan Lampung. Penangkapan ini melibatkan Polda Banten, Polda Jawa Tengah dan Polda Lampung. Selanjutnya kasus ini masih dalam penyelidikan Polres Kota Depok.  

Ada Buku Sihir di Rumah Penista Agama Banten
Polisi menggerebek sebuah rumah yang diduga markas pengikut aliran sesat di Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu malam, 14 Februari 2018.

Polisi Gerebek Rumah Diduga Markas Aliran Sesat di Semarang

Puluhan orang di dalamnya tak pernah berinteraksi dengan warga.

img_title
VIVA.co.id
15 Februari 2018