- VIVA.co.id/ Bobby Agung Prasetyo.
VIVA.co.id - Deklarasi damai yang diinisiasi oleh Perkumpulan Bangga Jakarta (PBJ), di area Bundaran Hotel Indonesia, Minggu, 30 Oktober 2016, bertujuan agar tiap calon gubernur/wakil gubernur hingga tim relawan pendukungnya mampu menjalani masa kampanye tanpa saling bergesekan. Setiap relawan dari masing-masing calon mempunyai tanggapan sendiri mengenai aksi tersebut.
Dari kubu Agus Yudhoyono alias AHY, Jamaludin Hasbi, ingin agar kegiatan ini menjadi gerbong menuju damainya Pilkada DKI Jakarta 2017. Banyak hal yang menurutnya harus diperhitungkan, agar kampanye berjalan lancar.
"Kita harus mengupayakan tindakan damai. Sejumlah antisipasi mesti dilakukan, agar agenda kampanye hingga hari H dapat berlangsung dengan disiplin," ujarnya.
Berbicara tentang ajang hujat, caci maki, serta provokasi yang turut disampaikan pada petisi deklarasi damai PBJ tadi, Adi Saputra selaku relawan pendukung Ahok-Djarot berharap pihak yang berwenang mampu menanganinya dengan lebih baik lagi.
"Mengenai isu itu, semoga saja tidak ada. Tentu, kita semua ingin kampanye berjalan damai. Saya serahkan lagi pada yang lebih berwenang, semoga mampu ditangani lebih baik," kata dia.
Ridwan Effendi, relawan dari kubu Anies-Sandi, menilai aksi mereka ini merupakan suatu tindakan yang positif khususnya bagi warga DKI Jakarta. Selain itu juga membuktikan bahwa tidak hanya kalangan elite politik saja yang peduli pada kampanye yang damai.
"Ini adalah kebaikan untuk kita semua. Kebijakan mesti memberikan ruang bagi yang tidak beruntung. Oleh karena itu, melalui inisiatif dan prosedur yang telah ditentukan, kami ingin terlibat secara nyata untuk Pilkada 2017," kata Ridwan.
Pemungutan suara pada Pilkada DKI Jakarta akan digelar pada Februari 2017. KPU DKI Jakarta sudah menetapkan tiga pasangan calon dalam pesta demokrasi tersebut yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Laporan: Bobby Agung Prasetyo
