Polisi Antisipasi Gelagat Tak Bertanggung Jawab Jelang Demo

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri, Kombes Rikwanto.
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Kepala Biro Penerangan Masyarakat atau Karo Penmas Mabes Polri Kombes Pol. Rikwanto mengakui bahwa masih ada gelagat atau ajakan tak bertanggung jawab yang disebarkan untuk membuat rusuh aksi 2 Desember 2016. Hal itu disayangkan karena polisi dan panitia dalam hal ini GNPF MUI telah sepakat bahwa aksi akan diisi dengan doa bersama, tausiah, dan salat berjamaah.

Ratusan Pengunjuk Rasa Anti-Perang Ditangkap di Seluruh Rusia

"Patut diduga memang ada pihak-pihak tertentu yang senang kalau terjadi keributan," kata Rikwanto di "Apa Kabar Indonesia Pagi" tvOne, Rabu 30 November 2016.

Oleh karena itu, kata dia, panitia tidak boleh curiga jika dalam perkembangannya, ada pengamanan ketat dari kepolisian. Pengamanan, menurut Rikwanto, mengikuti dinamika yang ada di acara tersebut.

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu-Tempe Semanan Mogok 3 Hari

Namun, hingga saat ini Rikwanto mengatakan, polisi dan panitia sudah berkoordinasi dengan baik termasuk mengoordinasikan tempat-tempat menginap para peserta doa bersama 2 Desember di sejumlah lokasi di Jakarta.

"Jadi, kami sudah mengatur sedemikian rupa," katanya.

547 Personel Gabungan Diturunkan untuk Pengamanan Presidensi G20

Dalam kesempatan yang sama, pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati mengatakan yakin bahwa intelijen dan polisi sudah memiliki informasi yang matang soal kondisi saat ini. Dia mengatakan, informasi sekecil apa pun khususnya yang bernada provokatif melalui media sosial juga harus dianalisis.

"Kalau dalam intelijen apa pun itu data harus masuk ke dalam keranjang data. Harus sungguh-sungguh semua dianalisis hingga disampaikan A1 kepada end user," kata Susaningtyas yang merupakan mantan anggota Komisi I DPR ini.

Dia mengatakan, hingga pagi tadi masih menerima broadcast dan pesan-pesan di media sosial yang mengarah pada keributan 2 Desember. Selain itu, Susaningtyas mengingatkan agar intelijen mewaspadai potensi gerakan "senyap" yang tidak terlihat di media sosial, namun diduga merencanakan aksi jahat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya