Golput Pilkada DKI Dua Kali Lipat Suara Agus-Sylvi

Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id - Tingginya angka golongan putih atau golput akan menjadi tantangan bagi penyelenggara pemilu dan partai politik pendukung pasangan calon nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan nomer urut tiga, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dalam menghadapi putaran kedua pada 19 April 2017 nanti.

50 Ribu Warga Aceh Besar Tidak Nyoblos saat Pemilu 2024

Sebab, jumlah persentase masyarakat yang tidak ikut serta memilih atau datang ke TPS pada putaran pertama lalu mencapai 24,3 persen, atau setara dengan 1,7 juta pemilih.

"Dengan angka 24,3 persen atau setara 1,7 juta pemilih itu, sesungguhnya itu dua kali lipat dari perolehan suara pasangan calon nomor satu (AHY-Sylvi)," kata Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilu untuk Rakyat (JPPR), Masykurudin Hafidz, di daerah Tebet, Jakarta Selatan, Senin, 27 Februari 2017.

Ratusan Warga Kalbar Pilih Golput untuk Pertahankan Wilayah

Menurut Masykurudin, tugas bagi penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU DKI sudah jelas. Selain memperbaiki administrasi jumlah daftar pemilih, KPU DKI Jakarta harus mempunyai starategi untuk mendekatkan TPS-TPS dengan para pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya.

"Karena menurut saya, tingginya angka orang tidak datang ke TPS itu karena banyak faktor. Selain masalah administrasi, karena mereka yang sudah terdaftar pergi keluar atau berpindah-pindah, termasuk pindah dari rumah ke rumah sakit. Makanya KPU harus mendekatkan TPS-TPS ke pemilih-pemilih itu," ujarnya.

Buya Yahya Jelaskan Hukum Golput di Pemilu: Boleh, Tapi...

Tidak hanya itu, kata Masykurudin, tantangan untuk merebut hati golput itu juga dialami oleh partai politik pendukung pasangan calon Ahok-Djarot dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Menurutnya, angka 1,7 juta pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya pada 15 Februari 2017 lalu akan lebih mudah diorganisir dibandingkan memperebutkan pemilih yang sebelumnya memilih pasangan nomor urut 1, AHY dan Sylviana Murni.

Kata Masykurudin, 1,7 juta orang yang golput pada putaran pertama kemarin pada dasarnya sudah mempunyai pilihan. Hanya saja karena persoalan teknis mereka tidak datang ke TPS-TPS dan menggunakan hak pilihnya.

"Karena berbulan-bulan mereka sudah membaca visi misi para calon, mendengarkan debat kandidat, dan lain sebagainya. Yang belum dilakukan oleh 1,7 juta orang itu adalah menggunakan hak pilihnya di TPS. Nah itulah sesungguhnya pada putaran kedua nanti bagaimana visi misi dua pasangan calon itu diterima oleh mereka yang golongan putih itu tadi dan datang ke TPS, sehingga jalur ini lebih mudah untuk dilakukan dari pada merebut suara pasangan nomor satu," tuturnya.

Sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta telah merampungkan rapat pleno terbuka rekapitulasi perolehan suara Pilkada DKI 2017. Hasilnya, pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat memperoleh 2.364.577 suara.

Mereka unggul atas pasangan nomor urut tiga Anies Baswedan-Sandiaga Uno dengan perolehan suara 2.197.333. Sedangkan pasangan nomor urut satu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dengan 937.955.

Hasil itu menunjukkan tidak ada calon yang mendapatkan suara lebih dari 50 persen. Oleh karena itu, Pilkada DKI Jakarta akan dilakukan dua putaran dengan pasangan yang lolos adalah Basuki-Djarot dan Anies-Sandiaga. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya