VIVA.co.id – Warga Bogor saat ini tengah digegerkan dengan adanya temuan daging olahan beroplos daging babi hutan atau celeng. Kasus itu ditemukan di sebuah kios di Pasar Citereup, Kabupaten Bogor. Dalam hal ini polisi berhasil menyita daging celeng dari pemasoknya sebanyak 300 kilogram.
Kapolres Bogor Ajun Komisaris Besar AM Dicky Pastika mengatakan, penggunaan daging celeng untuk menyiasati tingginya harga daging sapi. Tujuh orang telah diamankan, terdiri dari penjual dan pemasoknya. Kata Dicky, kasus terungkap setelah jajarannya melakukan operasi pasar dua pekan belakangan.
"Dalam operasi pasar itu kami memeriksa bukan hanya adanya barang yang ditimbun, tetapi juga barang yang beredar, seperti memonitor daging. Di salah satu wilayah di Bogor, kami temukan daging yang dijual dengan harga yang sangat murah sekali, di luar harga wajar, yakni Rp40 ribu-50 ribu per kilogramnya. Itu lalu kami telusuri," kata Kapolres Bogor kepada tvOne, Kamis, 1 Juni 2017.
Pada tahap penelusuran awal, pedagang menyebut daging olahan untuk membuat bakso yang dijual murah karena dicampur dengan daging ayam. Tetapi dalam penelusuran lanjutan daging itu mirip dengan daging celeng.
"Setelah positif daging babi, kami langsung melakukan penangkapan para pelaku. Di pasar itu kita temukan ada daging babi siap jual, sebanyak 46 kilogram. Kami juga sita pula bumbu-bumbu. Modusnya menjual ke para tukang bakso, langsung di-blanded di sana dengan bumbu dan dijual kepada pembeli," kata dia.
Pengembangan lanjutan kemudian dilakukan, hingga akhirnya menemukan pemasok. Dari tangan pemasok, polisi berhasil menyita daging celeng sebanyak 300 kilogram. "Kita amankan saat daging itu sudah hendak dibawa ke dalam satu mobil Xenia dalam bentuk karung-karung. Kita amankan dua orang. Dalam seminggu, pemasok bisa menghabiskan 300 kilogram daging celeng untuk didistribusikan ke pemilik kios. Pengakuan sementara, mereka mendapat daging celeng dari daerah Sumatera," ucap Dicky.
Akibat perbuatannya, para pelaku kini meringkuk di sel tahanan Polres Bogor. Mereka terancam Pasal 62 ayat 1 juncto Pasal 8 ayat 1 Undang-undang Perlindungan Konsumen dengan ancaman lima tahun penjara.
Daftar Harga Pangan 24 April 2024: Beras hingga Gula Konsumsi Naik
Harga pangan terpantau masih mengalami kenaikan pada hari ini, Rabu, 24 April 2024.
