Bendera Hitam di Polsek Kebayoran untuk Ciptakan Kepanikan

Barang bukti bendera ISIS yang dipasang di kantor Polsek Kebayoran Lama
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian menyatakan, teror yang dikirim ke markas Polsek Metro Kabayoran Lama, berupa bendera hitam mirip atribut ISIS dan secarik kertas, dilakukan untuk menciptakan kepanikan di masyarakat.

Iran Tangkap Anggota Senior ISIS yang Berencana Ledakkan Kota saat Idul Fitri

Menurut Tito, pelaku pengiriman bendera yang dilakukan pada Selasa pagi kemarin, 4 Juli 2017, itu belum tentu benar-benar berasal dari kelompok teroris ISIS.

"Saya pikir kita jangan negatif thinking dulu bahwa itu adalah teror. Belum tentu. Bisa betul dari kelompok itu (ISIS), bisa dari kelompok pihak ketiga yang suka kalau ramai-ramai," ujar Tito usai melepas kepergian Presiden RI Joko Widodo ke Turki dan Jerman di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 5 Juli 2017.

Fakta Terbaru Serangan Mematikan di Moskow Rusia, Ternyata Iran Sudah Lakukan Ini

Karena, menurut Tito, lambang ISIS yang berupa kalimat syahadat atau pengakuan umat Islam atas ajaran agama mereka tergolong lambang yang mudah diduplikasi atau diperbanyak. Tito menuturkan, penyelidikan yang dilakukan pada akhirnya akan mengungkap pihak di balik aksi pengiriman bendera.

"(pengiriman bendera) Bisa oleh kelompok itu, bisa juga oleh pihak-pihak ketiga yang ingin membuat situasi menjadi kisruh. Bisa saja. Ini Pak Kapolda dan Densus sedang melakukan penyelidikan," ujar Tito.

Ada Unsur Balas Dendam, Ini Deretan Alasan Rusia Jadi Terget Serangan ISIS

Meski demikian, Tito menyampaikan, jajaran kepolisian saat ini berada dalam situasi waspada menyikapi perkembangan-perkembangan terkait situasi keamanan belakangan. Terlebih, kepolisian juga sedang menjadi sasaran teror, terbukti dengan peristiwa penyerangan markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara serta penyerangan dua anggota Brigade Mobil (Brimob) di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Tito mengatakan, sikap kewaspadaan ditunjukkan dengan latihan rutin pengamanan markas kepolisian serta bela diri masing-masing personel polisi.

Namun, mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Metro Jaya ini menegaskan, kepolisian tidak ingin menyikapi perkembangan-perkembangan itu secara berlebihan. Karena, Tito berpandangan, tujuan utama pihak yang berada di balik semua peristiwa adalah menimbulkan kepanikan yang dapat mengganggu ketenteraman di masyarakat.

"Teror itu kan bukan untuk membunuh orangnya itu. Satu orang, dua orang, atau menyerang satu, dua polisi, atau masyarakat. Bukan juga tulisan itu menarget Polsek itu, bukan. Yang dia inginkan adalah impact-nya, dampaknya. Makanya mereka memerlukan media," ujar Tito. (one)

(Baca: Pesan Teror di Polsek Kebayoran, Banser Diminta Bertobat)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya