Buwas: 250 Ton Sabu Beredar di Indonesia Setiap Tahun

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen pol Budi Waseso.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anwar Sadat

VIVA.co.id – Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Pol Budi Waseso menegaskan, Indonesia saat ini sudah menjadi negara tujuan peredaran narkotika. Hal itu diungkapkan berdasarkan data yang ia dapat, bahwa sekitar 250 ton sabu masuk ke Indonesia setiap tahunnya.

Jalin Sinergi Pengawasan dengan Kepolisian, Bea Cukai Mataram Raih Penghargaan

"Informasi dari China, yang saya dapatkan ada seorang bandar menyebut ada 250 ton sabu masuk ke Indonesia. Saya kira, gila juga 250 ton masuk ke kita, gimana ceritanya. Saya sampai tanya sama bandar dari China, ‘tolong ulangi lagi’ dan dia berkali-kali menyampaikan 250 ton sabu ke Indonesia," ujar Budi Waseso di Jakarta, Selasa 11 Juli 2017.

Mendengar informasi tersebut, ia pun merasa lemas dan menyebut kinerjanya saat ini tidak ada apa-apanya. Sebab, pada 2016, BNN mengklaim sudah menyita dan memusnahkan 3,4 ton sabu yang membuat dirinya sempat bangga.

Sinergi Bea Cukai dan Bareskrim Polri Kembali Bongkar Pabrik Ekstasi di Sunter

"Lemes saya. Perasaan saya sudah bangga. Pada 2016, 3,4 ton kita sita dan musnahkan. Karena, hitungannya manusia. Satu gram, lima manusia. Kalau 3,4 ton, berapa manusia kita selamatkan. Ternyata, setelah mendapatkan informasi itu tidak ada apa-apanya (3,4 ton sabu yang sudah dimusnahkan)," katanya.

Pria yang akrab disapa Buwas ini menuturkan, hal itu yang harus diperhatikan pemerintah. Sebab, dari hitung-hitungannya, angka sekitar 250 ton sabu masuk ke Indonesia memang cukup valid. Dari hasil survei, ada sekitar 6,4 juta pemakai narkoba di Indonesia.

20 Kg Narkoba Jenis Baru Bernilai Miliaran Siap Edar Digagalkan Polisi di Makassar

"Dari 6,4 juta pengguna, oke kita ambil saja enam juta saja. Bahkan, peneliti bilang ini hanya sampel, hasilnya bisa 10 kali lipat itu kata ahli. Kita anggap saja enam juta, dalam seminggu dia makai sabu minimal satu gram saja. Maka setiap minggu, Indonesia ini membutuhkan enam ton sabu,” kata mantan Kabareskrim Polri tersebut.

“Satu bulan 24 ton, maka satu tahun 250 ton lebih. Maka data dari China itu tidak bisa terbantahkan," ucapnya.

Bahkan, yang membuatnya tambah miris adalah tidak ada data yang menyebutkan narkotika tidak habis di Indonesia dan bahkan dikirim lagi ke negara lain.

"Tidak ada data menyatakan bahwa indonesia mengeluarkan narkotika sekian kilo, sekian ton, sekian kuintal ke negara lain. Negara lain tidak ada complain kedatangan narkotika dari negara kita. Hanya Australia saja, suatu ketika kemasukan tujuh kilogram dari Bali dan Yogyakarta protes. Bahkan, protes ke BNN seolah tidak serius menangani narkotika. Itu baru tujuh kilogram. Kita ton-tonan tenang-tenang saja kok. Kita tetap tidur nyenyak," ujarnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya