Fakta Baru Kapal Wanderlust Pengangkut Satu Ton Sabu

Kapal bernama Wanderlust ditangkap aparat Bea dan Cukai Batam, Kepulauan Riau, pada Sabtu dini hari, 15 Juli 2017.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Berton Siregar

VIVA.co.id – Penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya menemukan sebuah fakta baru pada Kapal Wanderlust yang mengangkut satu ton sabu-sabu dari Taiwan ke Pantai Anyer, Kabupaten Serang, Banten.

Berhasil Gagalkan Penyelundupan Sabu, 2 Prajurit Pulanggeni Kopasgat TNI AU Dapat Penghargaan

Menurut Direktur Ditresnarkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta, fakta baru itu ditemukan setelah penyidik memeriksa kondisi kapal itu, usai diamankan dari pelabuhan di Kepulauan Riau.

Nico mengatakan, ternyata kapal asal Sierra Leone itu, telah dimodifikasi para penyelundup sabu-sabu agar bisa menempuh pelayaran panjang dari Taiwan ke Anyer, tanpa harus terkendala bahan bakar.

TNI AL Bekuk Penyelundup Kristal Haram dari Malaysia Senilai 19 Miliar di Pulau Siondo

Saat diperiksa, petugas menemukan kompartemen pada kapal yang telah ditambah dan diubah fungsinya. Jadi, kapal itu bisa memuat bahan bakar dalam jumlah yang lebih banyak dari standarnya.

"Jadi kapal itu dimodifikasi, yang semula muatan bahan bakar 20 ton, menjadi 90 ton. Jadi di bawahnya itu kompartemennya ditambahi. Ruangan-ruangan mereka ditambahi sehingga bisa menyimpan bahan bakar lebih banyak," kata Nico, Kamis 27 Juli 2017.

Oknum Polisi yang Diamankan Usai Pesta Narkoba di Depok Ternyata Kakak Adik

Selain itu, kompartemen itu juga disiapkan untuk memuat satu ton sabu-sabu yang dibawa ke Anyer.

"Kan itu Kapal panjangnya 27 meter. Jadi untuk menyimpan sabu hanya dua meter dari 27 meter ini. Sisanya itu masih banyak kompartemen-kompartemen itu mereka modifikasi sehingga bisa memuat bahan bakar dari 20 sampai 90 ton," katanya.

Nico mengatakan, modifikasi bertujuan agar selama dalam perjalanan itu, kapal tak harus merapat ke daratan untuk mengisi bahan bakar.

"Jadi dari awal kapal itu sudah dimodifikasi untuk tidak berhenti. Jadi langsung datang dan pergi lagi," ucapnya.

Berdasarkan analisa, menurut Nico, dibutuhkan 90 ton bahan bakar untuk mengarungi lautan dari Taiwan menuju Anyer dan kembali ke Taiwan.

"Jadi kalau kalau 15 ton itu bisa menempuh jarak dari Batam hingga Papua. Batam-Papua itu jaraknya 1.100 nautical mile, sedang jarak dari Taiwan ke Selat Sunda itu 2.700 nautical mile. Kita katakan 3.000 ya, kalau dari Papua 1.100, jadi kalau jarak tempuh 3.000, sama dengan 1.000 kali tiga. Itu sama dengan 15 ton kali 3, jadi 45 ton. Jadi kalau bolak balik habis 90 ton," katanya.

Selain itu, para pelaku juga sengaja memodifikasi log book dan AIS (automatic identification system) pada kapal agar tidak terlacak.

"Padahal kapal itu harus nyala. GPS nya juga di delete oleh mereka. GPS kapal yang kita sita di delete," katanya.

Untuk diketahui, kasus penyelundupan sabu ini terungkap setelah polisi menangkap empat warga Taiwan di Serang, Banten pada Kamis 13 Juli 2017. Mereka di antaranya LMH, CWF, LGY, HYL dan LMH.

Dalam penggerebekan itu, LMH sebagai pimpinan penyelundup sabu, tewas dalam baku tembak dengan petugas.

Selain itu, petugas juga meringkus lima ABK Kapal Wanderlust  asal Taiwan. Mereka ditangkap saat sandar di perairan Tanjung Berakit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau, Sabtu 15 Juli 2017.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya