Anies: Lebih 220 Kampung Kumuh Padat Miskin Ada di Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Januar

VIVA – Gubernur DKI Anies Baswedan mengatakan kemiskinan ekstrem masih ada di Ibu Kota seperti Jakarta. Persoalan ini dinilai menjadi salah satu pekerjaan rumah bagi Anies Baswedan bersama wakilnya, Sandiaga Uno.

Anies Ubah 22 Nama Jalan di DKI Jadi Nama Tokoh Betawi, Ini Daftarnya

Anies mengatakan, jika ingin bicara kemajuan Indonesia maka harus lebih dahulu membuat kemajuan di Jakarta.

"Di Jakarta lebih dari 220 Kampung kumuh padat miskin, kupat miskin. Kalau ingin lihat kemiskinan yang ekstrem, maka tidak usah jauh-jauh datangnya ke Jakarta. Ingin lihat kekayaan ekstrem juga tidak usah jauh-jauh, datang juga ke Jakarta, di sinilah yang ekstrem ini dua-duanya ada," kata Anies alam acara Deklarasi Gerakan Kebangkitan Indonesia di Jakarta, Minggu 7 Januari 2018.

Anies Lagi Bahagia, Sang Istri Ulang Tahun dan Anak Lulus Kuliah di UI

Menurut Anies, kemiskinan di Jakarta berbeda dengan yang ada di wilayah lain di Indonesia. Bahkan, jika dibandingkan di pelosok, kemiskinan di Jakarta pun terbilang ekstrem.

Kata dia, jika di daerah pelosok, warga miskin masih bisa menikmati sumber daya alam, bisa tinggal di rumah dengan pekarangan yang luas, maka tidak terjadi di Jakarta.

Anies Diminta Evaluasi Car Free Day di Jakarta

"Kemiskinan yang saya lihat di pelosok itu menjadi nothing dibandingkan dengan yang di sini. Di pelosok Tanah Air, warganya miskin tapi dengan udara bersih, dalam lahan yang besar, dengan keluarga besar, miskin dengan sumber daya alam yang langsung ada," lanjut Anies.

Bagi dia, kemiskinan di Jakarta bisa dipengaruhi karena ketidak pastian kerja dan karena ketimbangan. "Sampai di Jakarta, miskin dalam kesempitan, udara kotor, miskin dalam ketidakpastian pekerjaan, miskin dalam kesendirian dan miskin dalam ketimpangan luar biasa," ujar Anies.

Kemudian, ia mengimbau agar semua warga untuk melaksanakan perubahan yang sudah dirancang agar bisa diterapkan di Jakarta. Menurutnya, perlu dukungan untuk semua pihak untuk bisa menemukan solusi atas persoalan Jakarta.

"Kantor kami di Merdeka Selatan, hanya 1,5 km dari tempat Proklamasi di bacakan. Tapi, dengan jarak 3 km juga kita masih menemukan kampung dengan kemiskinan super ekstrem. Nah saya dan mas Sandi dapat amanat untuk mebereskan PR di kota ini," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya