- ANTARA/Elang Senja
VIVA – Tersangka Fredrich Yunadi mengaku tidak jadi diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), pada hari ini, Rabu, 17 Januari 2018. Namun, Fredrich mengaku tak tahu alasan penyidik tak jadi memeriksaanya.
"Ya tidak jadi, coba tanya mereka (penyidik). Saya cuma duduk saja, minum air. Duduk, minum air, perut kembung gitu saja," kata Fredrich di kantor KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan.
Pada hari bersamaan, KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap tiga orang dokter yang bernaung dalam organisasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Permintaan ini dilakukan oleh dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh Sutarjo.
Ketiganya adalah anggota Dewan Pertimbangan IDI, Prof. Dr. Zubairi Djoerban, dokter forensik Universitas Indonesia, Prof. Dr. Budi Sampoerna dan Dr. Prasetyono.
Fredrich sejatinya dipanggil KPK selaku saksi untuk tersangka Bimanesh. Tapi, tiga dokter tersebut menolak untuk memberikan keterangan sebagai a de charge (saksi meringankan).
"Tiga saksi menolak permintaan BST (Bimanesh) tersebut untuk diperiksa sebagai saksi meringankan," kata Juru Bicara KPK, Febri Diansyah di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Rabu, 17 Januari 2018.
Febri mengungkapkan, salah satu alasan tiga orang dokter menjadi saksi meringankan lantaran mereka masuk dalam tim IDI yang tengah melakukan pemeriksaan etik terhadap Bimanesh.
"Hal tersebut sudah diinformasikan kepada penyidik dan KPK tentu menghargainya," kata Febri.
Penyidik telah menetapkan Fredrich Yunadi dan dokter RS Medika Permata Hijau Bimanesh sebagai tersangka kasus merintangi penyidikan Setya Novanto.
Keduanya diduga telah memanipulasi data medis Novanto untuk menghindari pemeriksaan KPK pada pertengahan November lalu.
Selain itu, Fredrich ditengarai telah mengondisikan RS Medika Permata Hijau sebelum Novanto kecelakaan mobil bersama mantan kontributor Metro TV Hilman Mattauch pada 16 November 2017. (ase)
