Sudirman Panggil Pengusaha Listrik jika Jadi Gubernur Jateng

Bakal calon Gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said, usai berbicara dalam forum seminar di kampus UIN Walisongo Semarang pada Rabu, 24 Januari 2018.
Sumber :
  • VIVA/Dwi Royanto

VIVA – Bakal calon gubernur Jawa Tengah, Sudirman Said, berjanji memaksimalkan potensi energi baru tabarukan (EBT) jika terpilih menjadi Gubernur Jawa Tengah. Menurutnya, bauran EBT di Jateng masih sangat minim dan jauh dari rata-rata nasional.

Masuk Bursa Cagub Jateng 2024, Irjen Ahmad Luthfi: Saya Masih Dinas

"Kalau dipilih rakyat Jateng jadi gubernur, saya akan panggil para pengusaha pembangkit listrik untuk meningkatkan bauran EBT di pembangkitnya," kata Sudirman saat memberi seminar nasional bertema Masa Depan Energi dan Sumber Daya Alam/Mineral di Jawa Tengah di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang pada Rabu, 24 Januari 2018.

Peningkatan bauran EBT dalam pemanfaatan energi di Jateng, katanya, harus sedini mungkin dimaksimalkan. Apalagi ia mencatat bauran EBT di Jateng baru 4 persen dari 7.299 megawatt atau sekitar 337 megawatt. Jumlah itu masih jauh di bawah rata-rata nasional yang 9 persen.

Diah Warih Muncul di Bursa Cagub-Cawagub Jateng, Bersaing dengan Kaesang hingga FX Rudy

Meski begitu, Sudirman menilai untuk membangun potensi besar energi, dibutuhkan pemimpin yang jujur serta berpikir jangka panjang. Pembangunan energi hanya bisa dilakukan oleh pemerintahan yang bersih. Sedangkan pemerintahan yang korup, tidak jujur, dan mementingkan kepentingan kelompok di atas kepentingan nasional sulit melaksanakan pembangunan energi.

Ia berpandangan, pemimpin yang tidak bersih hanya berpikir jangka pendek. Sedangkan pembangunan energi adalah pekerjaan jangka panjang yang belum tentu selesai satu periode masa pemerintahan.

Sudirman Said Ungkap Timnas Amin Siap Gugat Hasil Pemilu 2024 ke MK

“Karena itu jika menggunakan kalender pemilu, yang lima tahunan, pembangunan energi tidak pernah akan bisa dilaksanakan. Pembangunan energi harus berpikir untuk generasi mendatang," katanya.

Menurutnya, dengan ancaman habisnya energi fosil, sudah sepatutnya energi baru terbarukan didorong guna mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) bauran energi nasional, tahun 2025 kontribusi EBT diharapkan mencapai 23 persen. Namun target itu, menurut Sudirman, sulit dicapai karena hingga akhir tahun 2017 baurannya baru mencapai 9 persen.

Saat menjabat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman mengaku telah menggenjot pembangunan EBT. Namun saat itu dia mendapat tentangan karena mahalnya investasi untuk membangun pembangkit EBT.

“Mahal karena kapasitas yang dibangun masih kecil. Kalau kapasitasnya besar dalam jangka panjang akan murah, dan mengurangi ketergantungan pada BBM impor,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya