Dua Makam Ulama Aceh di Malaysia Hilang

Makam Syeikh Abu Bakar dan Syeikh Sayed Mukmin Mukhtar Ali yang telah tertimbun bangunan di Kuala Lumpur, Malaysia.
Sumber :
  • Peusaba

VIVA – Dua makam ulama Aceh di Kuala Lumpur, Malaysia, dirusak dan ditimbun untuk dibuat bangunan sehingga makam itu hilang dari daratan.

Heru Budi Mengaku Tak Tahu soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Capai Rp 22 M

Menurut Ketua Peubeudoh Sejarah Adat dan Budaya Aceh (Peusaba), Mawardi Usman, makam dua ulama Aceh di Malaysia telah lenyap tertimbun bangunan.

“Bagi kita dan dunia Melayu ini adalah kehilangan besar, apalagi makam sudah ditimbun untuk membuat bangunan,” katanya kepada VIVA saat dihubungi melalui telepon seluler pada Kamis, 25 Januari 2018.

Tersangka Penembakan di Bandara Kuala Lumpur Coba Kabur dari Malaysia dengan Identitas Palsu

Dua makam ulama Aceh yang telah hilang itu adalah makam Syeikh Abu Bakar dan Syeikh Sayed Mukmin Mukhtar Ali. Dua ulama itu yang mengajarkan Islam ratusan tahun lalu di Kuala Lumpur. Dan Makam itu juga dikenal dengan nama makam keramat pinang tunggal.

Mawardi menegaskan, hilangnya makam ulama itu menjadi bukti kurang dipedulikannya sejarah kaum ulama di Negeri Jiran. Makam itu, jika dilihat dari nisannya, merupakan nisan para ulama Aceh. “Ini mengejutkan, sebab Malaysia terkenal menjaga situs dengan baik,” ujarnya.

Penembakan di Bandara Internasional Kuala Lumpur: Bodyguard Luka Parah, Pelaku Kabur

Dia pun meminta Pemerintah serius melindungi situs kuno peradaban Islam di seluruh kawasan Malaysia. Sebab setiap sejarah Islam di Asia Tenggara saling terhubung dengan baik pada masa lalu. Islam dikembangkan dengan persaudaraan atas Islam yang rahmatal lil alamin.

Ia khawatir dengan hilangnya bukti sejarah Islam di Asia Tenggara, dalam bentuk manuskrip, bangunan, pusaka berbagai jenis, nisan raja, ulama, serta nisan rakyat masa lalu, akan melemahkan sejarah Islam di Asia Tenggara.

Peusaba melihat banyak faktor kehilangan khazanah lama itu. Maka Mawardi mengingatkan semua pihak harus serius menjaga peninggalan lama Islam di Asia Tenggara.

Masyarakat Melayu, katanya, memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di kawasan Timur. Ia berpendapat, sangat disayangkan kalau banyak bukti sejarah hilang. “Jika sejarah Islam Melayu hilang, maka Melayu juga dapat mengalami perubahan signifikan,” katanya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya