Warga Solo dan Sanggau Kecewa Gerhana Bulan Tak Terlihat

Fenomena Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Bila di sebagian wilayah Indonesia, Gerhana Bulan Total terlihat jelas, namun sayangnya, tidak di sejumlah lokasi berikut ini. Gerhana Bulan tak tampak akibat cuaca yang mendung dan tertutup awan. Berikut pantauan VIVA dari Kalimantan Barat dan Solo.

2 Gerhana di Ramadhan 2024 Tanda Datangnya Imam Mahdi? Ini Kata Buya Yahya

Sanggau, Kalimantan Barat

Warga Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat melaksanakan ibadah salat khusuf atau salat sunah gerhana Bulan di Masjid Agung. Saat menjelang Salat Isya, cuaca di Bumi Darnante itu gerimis sehingga warga tak bisa menyaksikan Gerhana Bulan Total malam ini.

Deretan Fenomena Bulan Purnama Tahun Ini

“Tadi pas menjelang Isya gerimis. Gerhana Bulan Total tidak kelihatan, saya barusan pulang salat gerhana Bulan di Masjid Agung Sanggau. Langit cenderung gelap di sini,” ucap Maya, salah seorang warga, pada Rabu malam, 31 Januari 2018.

Sementara itu, Ari Susanto, yang tinggal di Kecamatan Meliau, Kabupaten Sanggau, sempat melihat gerhana Bulan hanya sesaat.

Jam Berapa Gerhana Bulan Sebagian Bisa Dilihat di Indonesia Hari Ini?

"Tertutup awan. Sempat kelihatan tadi,” ucapnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Kalimantan Barat, menginformasikan kondisi cuaca di wilayah itu.

Masih terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai kilat atau guntur dan angin kencang durasi singkat sejak pukul 19.05 WIB di sebagian wilayah Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sekadau, dan dapat meluas ke sebagian wilayah Kabupaten Kapuas Hulu. Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung hingga pukul 00.05 WIB.

Solo, Jawa Tengah

Hujan deras yang sempat mengguyur Solo dan sekitarnya pada Rabu sore menyebabkan fenomena alam Gerhana Bulan Total atau Super Blue Blood Moon tak terlihat. Alhasil acara nonton bareng gerhana Bulan di Observatorium Pondok Pesantren Modern Islam (PPMI) Assalaam, Sukoharjo batal digelar.

Sejumlah pengunjung mulai berdatangan sejak pukul 18.30 WIB di Observatorium PPMI Assalaam yang terletak di lantai 6 gedung Assalaam Center. Selain itu, sejumlah santri yang tergabung dalam Club Astronomi Santri Assalaam juga tampak berkumpul di ruang instrumen observatorium.

Teleskop yang digunakan untuk melihat gerhana Bulan masih disimpan di ruang instrumen Observatorium Assalaam. Hanya ada dua teleskop yang digunakan, itu pun hanya dipajang di depan ruang instrumen untuk ditunjukkan kepada para pengunjung.

Kepala Pusat Astronomi Assalaam, AR Sugeng Riyadi mengatakan, pengamatan, gerhana di Observatorium Assalaam tidak terlihat. Hal ini disebabkan tertutup kabut tebal, dampak dari hujan yang melanda Solo dan sekitarnya pada Rabu sore.

"Tadi hujan mulai jam 15.00 turun, hujan deras selama satu jam. Setelah itu reda, namun masih rintik-rintik kecil hingga Rabu petang," kata dia di Observatorium Assalaam, Rabu malam, 31 Januari 2018.

Meski sempat reda, lanjut dia, seluruh bagian langit mendung total. Bulan yang seharusnya sudah tinggi tidak bisa menembus awan.

Akibat Super Blue Blood Moon yang tak terlihat, sejumlah pengunjung pun terlihat kecewa karena tidak bisa menyaksikan secara langsung terjadinya gerhana Bulan. Salah satu pengunjung asal Klaten, Mina mengaku jauh-jauh datang dari Klaten ke Observatorium Assalaam, namun kondisi awan mendung dan tebal sehingga fenomena alam langka itu tak terlihat.

"Sebenarnya ingin jadi saksi Gerhana Bulan Total tapi malah tidak terlihat," katanya.

Sementara itu, pengunjung lainnya, Wibowo, mengaku menyempatkan diri datang dengan putrinya. 

"Ini ngajak anak karena penasaran dengan gerhana Bulan. Tapi ini malah mendung jadi tidak terlihat," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya