FPI Anggap Kapolres yang Gunduli Waria sebagai Pahlawan

Personel kepolisian di Aceh Utara memeriksa dan menangkap belasan waria di daerah itu dalam operasi Pekat, Sabtu malam (27/1/2018)
Sumber :
  • VIVA/tribratanews

VIVA – Front Pembela Islam atau FPI menganggap Kepala Polres Aceh Utara Ajun Komisaris Besar Polisi Untung Sangaji sebagai pahlawan karena tindakannya yang menggunduli sejumlah waria.

MUI: Salat Id yang Dilakukan Jemaah Aolia Tak Sesuai Syariat Islam

"Menurut kami Untung Sangaji adalah pahlawan," kata Ketua FPI Aceh, Tgk Muslim At Thahiry, kepada wartawan di Banda Aceh pada pada Kamis, 1 Februari 2018.

Dia berpendapat, tindakan Untung Sangaji kepada dua belas waria yang terjaring dalam operasi penggerebekan di sejumlah salon di Aceh Utara itu sesungguhnya bentuk cinta kepada negeri. "Beliau tidak ingin rakyat negeri ini diazab oleh Allah karena ada kaum LGBT itu," katanya.

Kerusuhan Antara Transgender Thailand dan Filipina di Bangkok, Polisi Ambil Tindakan Tegas

Muslim juga meminta masyarakat tidak salah menilai tindakan Untung sebagai perbuatan melanggar hukum dan melanggar hak asasi manusia (HAM). Tindakan itu justru karena sangat peduli terhadap HAM dengan mengembalikan manusia kepada fitrahnya.

Buktinya, kata Muslim, waria-waria itu tidak hanya ditangkap, tetapi sekaligus dibina agar kembali menjadi lelaki sejati. Upaya itu mestinya diapresiasi semua pihak dan patut dicontoh untuk memberantas perilaku orientasi seksual menyimpang di Aceh.

Ayah Tiri Bisa Jadi Wali Nikah? Ini Penjelasan Hukum Islam dan Syarat Sahnya

Pendapat Muslim didukung Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk Faisal Ali. Dia mengapresiasi langkah Untung, seorang polisi yang melumpuhkan teroris di kawasan Jalan MH Thamrin di Jakarta pada awal 2016.

Faisal justru melihat hal yang dilakukan Polres Aceh Utara beserta unsur terkait di sana adalah untuk mengembalikan jati diri seorang manusia.

“Dari dunia gelap kini kembali jalan yang baik, perilaku yang sesuai dengan kultur ke-Aceh-an. Mengarahkan itu adalah sesuatu yang baik, tidak menjadi masalah,” ujarnya saat dihubungi VIVA.

Digunduli agar macho

Mengenai pro dan kontra dari berbagai pihak di luar Aceh, Faisal menilai mereka tidak melihat Aceh dalam konteks daerah, yang memiliki dasar hukum atau qanun dalam mengatur persoalan syariat Islam di Aceh.

Di Aceh, dia mengingatkan, semua pihak berkewajiban memberikan kesadaran kepada mereka agar tidak berperilaku salah. Tindakan Untung itu tidak salah, malah sangat bagus.

“Siapa pun yang melakukan, apakah dari pihak Polri, mau masyarakat lainnya, tidak menjadi masalah, karena selaku warga Aceh kita semua memiliki kewajiban untuk menegur sesama umat muslim yang telah khilaf,” ujarnya.

Untung Sangaji disorot publik nasional gara-gara tindakannya menangkapi dua belas waria yang kerap beroperasi di kawasan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, pada Minggu dini hari, 28 Januari 2018. Para waria yang bekerja di lima salon kecantikan itu digelandang ke kantor polisi setempat, kemudian digunduli.

Esok harinya, waria-waria yang kepalanya sudah plontos itu dibebaskan. "Kini mereka sudah macho-macho," ujar Untung kala itu.

Menurutnya, populasi waria terus bertambah. Aparat tak ingin membiarkan para waria ini terus berkembang di Aceh. "Jadi, mohon maaf apabila yang berhubungan dengan banci akan saya sikat," katanya. Baca: Polisi Aceh: Banci Akan Saya Sikat

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya