Kabar Santri Garut Dipukul dan Dibacok Ternyata Bohong

Kapolres Garut, AKBP Budi Satria dan pengurus Ponpes Al-Futuhat.
Sumber :

VIVA – Kabar tentang seorang santri yang dikeroyok enam pria tak dikenal di Kecamatan Leles, Kabupaten Garut, Jawa Barat, ternyata tidak benar dan tidak pernah ada kejadiannya.

Bertemu Majelis Masyayikh, Menag Bahas Rekognisi Santri dan Ma’had Aly

Menurut Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, kabar yang viral di media sosial itu hanya kabar bohong alias hoax. Hal ini terungkap setelah polisi memeriksa santri yang dikabarkan menjadi korban, yakni Abdul alias Uloh (24 tahun).

"Setelah kami lakukan pendalaman kasus pengeroyokan ini tidak pernah terjadi, itu hanya informasi bohong," kata Budi Satria, Rabu, 7 Februari 2018.

Langkah PBNU Persiapkan Santri Sukses Masuk PTN Favorit

Selain itu, kepolisian juga memeriksa salah seorang ustaz yang mengajar di pondok pesantren tempat Uloh mondok, yakni di Ponpes Al-Futuhat. Hasilnya, dipastikan tidak ada rekayasa dalam kasus ini, yang ada hanya salah paham.

"Mohon maaf, Uloh ini memiliki keterbatasan dalam berbicara, ketika menyampaikan informasi tidak jelas sehingga pihak pesantren mengira jika Uloh telah dianiaya oleh enam orang tak dikenal," ujar Budi.

Pentingnya Akses Air Bersih dalam Menyempurnakan Ibadah

Lanjut Budi, hasil pemeriksaan polisi, tidak ditemukan luka sedikit pun di tubuh Uloh. Walau pun pakaian Uloh dalam kondisi robek. "Inilah, kami juga masih mendalami kasus ini," katanya.

Sebelumnya Uloh mengaku menjadi korban penganiayaan, Sabtu, 3 Februari 2018. Uloh katanya mengaku dikeroyok oleh enam orang tak dikenal menggunakan balok dan senjata tajam.

Kasus tersebut sempat ramai diperbincangkan setelah Ustaz Ahmad Syatibi yang merupakan pimpinan Ponpes Al-Futuhat mengunggah foto-foto Uloh ke Facebook.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya