Jokowi Ingatkan Pesan Presiden Ashraf ke Pemuka Agama

Presiden Joko Widodo bersama Wapres Jusuf Kalla.
Sumber :
  • Setkab.go.id

VIVA – Presiden Joko Widodo,menerima peserta musyawarah besar pemuka agama untuk kerukunan bangsa, di Istana Bogor, Sabtu 10 Februari 2018. Jokowi dalam sambutannya menekankan masalah persatuan umat. Apalagi, Indonesia adalah bangsa yang majemuk dengan berbagai suku dan agama. 

Jokowi Dalami Isu yang Berkembang di Media Hadapi Debat Pilpres

Presiden meminta, agar para pemuka agama tersebut menyampaikan ke seluruh umatnya akan indahnya perdamaian dan kerukunan.

"Terus ingatkan nikmatnya perdamaian, persaudaraan, kerukunan, persatuan, ini harus terus kita syukuri jangan sampai lupa anugerah Tuhan," kata Presiden Jokowi, di Istana Bogor.

Jokowi: Debat Saja Pakai Latihan

Jokowi mengingatkan pandangan dunia soal Indonesia. Bahwa negara ini, sudah menjadi contoh bagi negara-negara lain. Presiden mengatakan, dunia internasional sangat menyanjung Indonesia dengan kerukunannya.

"Dan saya selalu menjawab apa yang disampaikan beliau tersebut, ya karena Indonesia memiliki pemuka agama yang mengajarkan toleransi dan persatuan, tokoh masyarakat dan pemuka agama selalu mengedepankan dialog musyawarah penuh kesabaran," kata Jokowi.

Jokowi Bertemu dengan Pimpinan Koalisi, Bahas Apa?

Jokowi juga menyampaikan, pesan dari Presiden Afghanistan Ashraf Ghani. Dalam kunjungannya ke Indonesia pada 2016 lalu. Di mana, Ghani meminta Jokowi untuk terus menjaga kerukunan dan kemajemukkan.

Sebab di Afghanistan, hanya memiliki tujuh suku. Dua suku kemudian bertikai, dan mengundang sekutu-sekutu mereka dari luar negeri. Sehingga, sejak 40 tahun lalu hingga kini, masih terus bertikai.

"Presiden Ashraf Ghnai berpesan, Jokowi hati-hati negaramu negara besar dan berbeda suku, bahasa lokal, betapa sangat besar negaramu. Selesaikan secepatnya apabila ada konflik antarkampung, jangan tunggu berlama-lama apalagi kalau soal agama. Karena kalau sudah besar penyelesaiannya sulit sekali," kata Jokowi.

Menurut dia, konflik juga yang dirugikan adalah masyarakat itu sendiri. Karena banyak potensi negara yang besar, tidak bisa digali untuk kesejahteraan rakyat. Afghanistan contohnya, yang banyak sumber daya alamnya tetapi tidak bisa dikelola.

"Afghanista itu memiliki deposit gas minyak besar, emas terbesar di dunia tetapi tidak bisa dikelola karena peperangan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya