Amankan Imlek, Kapolri Berkaca pada Penyerangan Gereja

Kapolri Jenderal Tito Karnavian
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal (Surabaya)

VIVA - Kapolri Jenderal Tito Karnavian memerintahkan seluruh kapolda untuk mengamankan perayaan Imlek yang jatuh pada Jumat besok, 16 Februari 2018. Tito meminta mereka memetakan, di mana saja tempat-tempat perayaan Imlek.

Pria Bawa Parang Serang 2 Gereja di Spanyol, 1 Tewas Bersimbah Darah

"Saya sudah sampaikan kepada rekan kapolda untuk melihat peta kerawanan daerah masing-masing yang tidak sama dari waktu ke waktu. Di mana ada tempat Imlek, pusat keramaian yang ada perayaan Imlek ini diamankan dengan menggunakan rencana pengamanan masing-masing yang semua Polres-Polda tidak sama satu yang lain," kata Tito di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Kamis 15 Februari 2018.

Ia pun meyakini para kapolres dan kapolda akan belajar mengenai pengamanan Imlek. Namun, berkaca dari kasus penyerangan sebuah Gereja di Sleman, Yogyakarta, ia meminta pengamanan diperketat.

Hal yang Dilarang Saat Imlek Sampai Kaitannya dengan Hujan dan Hoki

"Artinya, mereka tahu berdasarkan pengalaman tahun lalu, tapi kita tingkatkanlah," ujarnya.

Ia pun meminta kepada warga yang merayakan Imlek untuk tidak perlu khawatir. Sebab, ia menjamin Polri akan mengamankan perayaan Imlek di seluruh Indonesia.

Tersangka Penyerangan Gereja di Nice Prancis Bertambah Jadi Enam Orang

"Jadi, pentingnya Polri meningkatkan pengamanan di tempat perayaan Imlek dalam rangka mengamankan perayaan itu sendiri," katanya.

Peristiwa penyerangan Gereja Santa Lidwina, Yogyakarta, terjadi pada Minggu 11 Februari, sekitar pukul 07.30 WIB pagi.

Pelaku bernama Suliono (22) yang membawa senjata tajam masuk ke dalam gereja dan melakukan penyerangan terhadap jemaat yang sedang melaksanakan ibadah. Akibat kejadian ini, ada empat korban terluka di antaranya seorang pastor, dua jemaat, dan satu anggota Kepolisian.

Kesimpulan sementara Kepolisian, Suliono merupakan pelaku teror tunggal atau lone wolf. Ia belum terdeteksi berafiliasi dengan kelompok teror tertentu.

Suliono juga sempat dua hingga tiga kali mengajukan pembuatan paspor untuk berangkat ke Suriah. Namun, semua ditolak pihak Imigrasi lantaran dokumen yang tidak lengkap.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya