VIVA Wajah Baru, Anti Hoax dan Jangkau Semua Kalangan

Peluncuran Logo Baru VIVA.co.id
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Pemimpin Redaksi VIVA, Maryadi mengatakan perubahan logo yang dilakukan VIVA dimaksudkan memberi kesan, portal tersebut berjiwa muda dan mampu menjangkau semua kalangan.

Negara Ini Tuduh Iran sebagai Negara Teroris, Kok Bisa?

Dia mengatakan, VIVA sudah kuat dari sisi news atau berita. Namun kini ingin meningkatkan dari sisi hiburan dalam pemberitaan.  

"Belum ada media yang kuat di newstainment. Jadi kami ambil dari sisi itu," kata Maryadi di Elite Club Epicentrum, Jakarta, Kamis 22 Februari 2018.

Syekh Abu Al Sebaa, Seorang Dermawan Penyedia Makan Gratis untuk Jemaah Umrah Meninggal Dunia

Ia menjelaskan, alasan ada penambahan dari segi infotainment karena dinamisnya dunia digital saat ini termasuk cara pembaca mengonsumsi berita.   

"Kalau melihat VIVA sangat kuat di news. Ternyata pembaca juga ingin selain news. Pembaca ingin yang lebih lifestyle dan entertainment. News ada tapi kami perkuat sisi entertainment. Pembaca suka yang lebih informatif dan menghibur," kata Maryadi.

Deretan Negara Arab Ini ternyata Tolak Embargo ke Israel, Kok Bisa?

Ia melanjutkan, dari segi penulisan, bentuknya tak akan hanya terbatas pada hardnews namun juga semi feature. VIVA akan menghadirkan peristiwa yang realita namun juga fenomena yang dikemas apik.  

"Nanti akan kita tawarkan ke pembaca kita juga side story," kata Maryadi.

Meski begitu, ia memastikan bahwa proses untuk mendapatkan informasi dan mengolah informasi tetap tak berubah. Perubahan hanya akan terjadi pada gaya bahasa dan judul yang lebih ringan dan tambahan format konten yang bersifat multimedia.

"Tidak hanya ada berita, foto, tapi juga ada video, infografis, dan embed media sosial. Dahulu membaca koran hanya ada foto dan teks, sebab kecenderungan pembaca muda tak mau membaca yang sifatnya panjang-panjang tapi berbau multimedia," ujarnya.

Konsep ini hadir untuk menjawab tantangan era kini termasuk agar bisa bersaing dengan para kompetitor. 

"Tantangan lainnya dari media sosial. Saat ini orang lebih senang membaca informasi dari media sosial, bukan media mainstream. Tapi ada trouble besar di media sosial, hoax. Kami media mainstream hadir sehingga kalau mau mencari info yang benar bisa melihat kami. Jadi bagaimana kita kembalikan trust publik pada media mainstream," kata Maryadi.

Sementara dari sisi proses jurnalistik, VIVA tak akan berubah. Informasi masih tetap harus diverifikasi sesuai kaidah jurnalistik dengan tetap ‘melek’ pada perkembangan di dunia search engine.

"Insya Allah hal-hal yang baik dari founder kami, kami akan pertahankan," kata Maryadi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya