Susi: Kapal Ikan Jadi Modus Baru Bawa Narkoba ke RI

Menteri KKP Susi Pudjiastuti (kanan).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

VIVA – Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, membeberkan modus baru kapal ikan berbendera asing memasukan narkoba ke Tanah Air. Modus itu terungkap hampir satu bulan belakangan ini dengan kasus empat kapal yang dicegah aparat gabungan membawa narkoba sambil membawa ikan.

Jalin Sinergi Pengawasan dengan Kepolisian, Bea Cukai Mataram Raih Penghargaan

"Pada bulan ini, Februari 2018, aparat penegak hukum Indonesia telah mengungkap modus penyelundupan narkoba melalui 4 (empat) kapal ikan," kata Susi di kantornya Gedung Mina Bahari IV, Jakarta Pusat, Selasa 27 Februari 2018.

Kapal Bahari I yang dipakai selundupkan narkoba

Sarang Narkoba di Deli Serdang Digempur Polisi, 10 Pria dan 1 Wanita Ditangkap

Keempat kapal tersebut diawali penangkapan KM Sunrise Glory di Perairan Selat Philip dekat Pulau Nipah, Kepulauan Riau. Aparat gabungan yang terdiri dari Bea Cukai, Badan Narkotika Nasional dan TNI Angkatan Laut, telah dipantau sejak November 2017. Dari hasil penangkapan, ditemukan narkoba jenis sabu seberat 1 ton.

"Kapal memiliki tujuan akhir di Christmast Island, Australia dan mulai melakukan pergerakan dari Singapura pada tanggal 30 November 2017 menuju Myanmar dan kemudian pada tanggal 2 Desember 2017 menuju Australia," kata Susi.

Peredaran 15 Ribu Pil Ekstasi di Medan Buat Malam Tahun Terbongkar, Pelaku Terancam Hukuman Mati

Kemudian, kapal FV. Min Lian Yu Yun 61870 yang ditangkap aparat Bea Cukai dan Kepolisian Republik Indonesia. Di Perairan Anambas, Kepulauan Riau juga, aparat menghentikan laju kapal dengan temuan sabu seberat 1,6 ton.

Selanjutnya, 23 Februari 2018, aparat juga menangkap kapal MV Win Long BH 2998.

"MV Fu Yu BH 2916 ditangkap oleh TNI Angkatan Laut. Merupakan kapal ikan ke-4 yang ditangkap pada tanggal 25 Februari 2018," ujarnya.

Susi mengatakan, penyebab maraknya narkoba masuk ke tanah air melalui jalur laut. Para bandar narkoba atau perantaranya, melihat celah perairan Indonesia yang begitu luas. Selain itu, minimnya aparat juga menjadi faktor utama banya narkoba diselundupkan melalaui jalur tikus.

"Terdapat pelabuhan khusus dan/atau pelabuhan tikus di Indonesia yang minim jumlah aparatnya atau tidak terdapat aparat. Hal ini dimanfaatkan oleh pelaku untuk mendaratkan narkoba tanpa pengawasan," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya