Viral Gempa Megathrust di Jakarta, Siapkah Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG melaporkan terjadi gempa susulan di Jawa Barat pada Sabtu pagi, 16 Desember 2017.
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Informasi tidak benar atau hoax mengenai potensi gempa megathrust di Jakarta beredar di media sosial. Berita bohong ini justru muncul setelah Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar diskusi dengan tema Gempa Bumi Megathrust 8,7, Siapkah Jakarta?.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan, institusinya bersama Ikatan Alumni Akademi Meteorologi dan Geofisika (IKAMEGA) berinisiatif menyelenggarakan diskusi dengan Pemprov DKI untuk menyiapkan langkah-langkah mitigasi bila ada gempa bumi tersebut.

Namun ternyata ada beberapa tulisan yang beredar viral, yang kurang tepat dalam menyimpulkan diskusi dalam sarasehan tersebut, sehingga dimaknai berbeda oleh sebagian masyarakat.

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

"Karena itu kami perlu meluruskan kesalahpahaman tersebut," katanya dalam keterangan pers, Jumat 2 Maret 2018.

Menurutnya, diskusi tersebut dirancang untuk kalangan terbatas, antara pakar dan pemegang kebijakan, karena membahas hal yang cukup sensitif namun urgen untuk segera dilakukan langkah lanjutan, sebagai bentuk tanggung jawab para pakar dalam memberikan layanan keselamatan publik di daerah rawan gempa.

Gempa Magnitudo 6 Guncang Jepang, Tak Ada Peringatan Tsunami

"Meski para ahli mampu menghitung perkiraan Magnitudo maksimum gempa di zona megathrust, akan tetapi teknologi saat ini belum mampu memprediksi dengan tepat. Apalagi memastikan kapan terjadinya gempa megathrust tersebut," katanya.

Dalam diskusi seluruh ahli juga belum mampu memastikan apakah gempa megathrust akan benar-benar terjadi, kapan, dimana, dan berapa kekuatannya. Karena itu, dalam ketidakpastian tersebut, yang perlu dilakukan adalah upaya mitigasi yang tepat, menyiapkan langkah-langkah kongkrit yang perlu segera dilakukan untuk meminimalkan risiko kerugian sosial ekonomi dan korban jiwa.

"Seandainya gempa benar-benar terjadi, khususnya dengan cara  menyiapkan kesiapan masyarakat maupun inftrastrukturnya," katanya.

Ditambahkan Dwikorita, wilayah Indonesia yang terletak di zona pertemuan lempeng tektonik aktif, maka Indonesia menjadi wilayah yang rawan gempa. Ini perlu dipahami bersama oleh seluruh masyarakat.

Karena itu, pemerintah melalui Pusat Studi Gempa Nasional-PUSGEN dengan didukung oleh para pakar gempa dari beberapa perguruan tinggi, lembaga/kementerian termasuk BMKG, telah menerbitkan buku ‘Peta Sumber dan Bahaya Gempabumi Indonesia tahun 2017’ sebagai salah satu upaya dan langkah mitigasi gempabumi di
Indonesia.

Peta tersebut merupakan pedoman untuk mendesain konstruksi bangunan di daerah rawan gempa, dengan mempertimbangkan percepatan tanah akibat perambatan gelombang gempa. Peta tersebut diterbitkan bersama buku dengan judul yang sama.

Di dalam buku tersebut diinformasikan bahwa berdasarkan hasil kajian para pakar gempa bumi, zona tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia, yang menunjam masuk ke bawah Pulau Jawa disebut sebagai zona megathrust dan proses penunjaman lempeng tersebut masih terjadi dengan laju 60-70 mm per tahun.

Selanjutnya, menurut analisis para pakar gempa bumi, gerakan penunjaman lempeng tersebut  memungkinkan dapat mengakibatkan gempa megathrust dengan kekuatan/magnitudo maksimum yang diperkirakan dapat mencapai M 8,7.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya