- VIVA.co.id/ Agus Rahmat.
VIVA - Presiden Joko Widodo melukiskan kata 'Indonesia Maju' di sebuah kanvas kosong berwarna putih. Mantan Gubernur DKI itu tampak membuat guratan dengan elok sehingga bentuk tulisan menjadi indah seperti kaligrafi.
Ia lantas melingkari tulisan dengan garis berwarna biru. Seorang budayawan yang merupakan seniman lantas menambahi lukisan Jokowi dengan ornamen-ornamen sehingga lukisan memiliki nilai seni.
Pemandangan itu terlihat di Beranda Istana Merdeka, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat sore, 6 April 2018. Jokowi menerima lebih dari 30 budayawan dari seluruh Indonesia guna berbincang santai dengan mereka.
Putu Wijaya, budayawan yang juga novelis dari Bali, menyampaikan bahwa budayawan dan seniman siap dilibatkan dalam program-program pembangunan yang dilakukan pemerintah. Hanya, Putu menekankan bahwa para budayawan ingin benar-benar berkarya, bukan dieksploitasi untuk tujuan ekonomi.
"Kami siap bekerja, sungguh-sungguh siap. Tapi jangan sampai pemerintah kemudian mencampuri urusan itu dengan mencoba-coba untuk mengambil proyek," ujar Putu.
Budayawan dari Aceh, Lesik Kati Ara, mengapresiasi pembangunan Bandara Rembele di Bener Meriah, Aceh, yang diresmikan Jokowi. Ia juga meminta pemerintah memerhatikan karya-karya literasi di Aceh yang masih dalam bahasa asli di sana. Menurutnya, pemerintah bisa membuat karya semakin memasyarakat dengan memfasilitasi penerjemahannya ke Bahasa Indonesia.
"Karena kalaupun ditemukan penerjemah, penerbitannya mengalami kesulitan karena kekurangan dana," ujar Lesik.
Lesik kemudian membaca puisi dengan judul 'Bandara Rembele untuk Jokowi' sebagai bentuk apresiasi itu.
Berikut syairnya:
Kepakkan sayapmu lalu terbanglah, katanya
Orang-orang memandang ke tubuhnya yang dibalut kopo ulen-ulen, kain adat Gayo
Orang-orang juga memandang senyumnya yang tulus
Hari ini kuresmikan Bandara Rembele, katanya
Itulah tanda cinta pada kampung kedua
Orang-orang rindu pada ucapan itu karena telah lama terasa dipinggirkan, bahkan diabaikan
Buka mata dan layangkan pandang ke tempat paling jauh ke wilayah tak tersentuh
Di sana kita bertemu, memadu cinta untuk negeri tercinta
(ase)
