- Herdi Muhardi/VIVAcoid
VIVA – Perayaan Isra Mi'raj di Masjid Istiqlal pada Sabtu siang, 14 April 2018 tidak dirayakan secara seremonial. Meski begitu, seperti hari-hari biasa, para pengunjung masjid terbesar di Ibu Kota itu cukup ramai mendatangi Masjid untuk beribadah salat dzuhur.
Setelah menunaikan ibadah salat dzuhur, pengurus masjid mengadakan pengajian singkat yang diisi oleh penceramah KH Dr Bambang Irawan MA yang dalam kajian dzuhur itu mengambil tema Isra' Mi'raj' yang bertepatan dengan 27 Rajab 1439 H atau Sabtu 14 April 2018.
Pantauan VIVA di sekitar, ada puluhan Jamaah salat dzuhur yang bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk mendengarkan khutbah.
Ustaz Bambang dalam ceramahnya tidak bercerita khusus mengenai perjalanan Isra Mi'raj yang menurutnya sudah sering di dengar oleh Jamaah. Namun, Ia menekankan pentingnya mengambil pelajaran dari salah satu peristiwa besar dalam sejarah umat Islam itu.
"Yang bisa kita ambil dari peristiwa isra' dan mi'raj itu sedikitnya ada dua, yang dua inilah yang mau saya sampaikan," kata Ustaz Bambang mengawali kajiannya, Sabtu 4 April 2018.
Pertama, ujarnya, perjalanan rasulullah atau nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa atau Baitul Maqdis yang berlokasi di Palestina itu diawali dengan berbagai macam tantangan, cobaan, ujian dan hambatan. Baik itu hambatan dalam da'wah maupun hambatan dalam psikologis.
"Karena saat itu sebelum peristiwa Isra dan Mi'raj, rasulullah kehilangan pamannya, yang selama ini membantu da'wah, dan tiga hari setelah itu, kehilangan istrinya Siti Khadijah," ujarnya.
Walaupun menghadapi tantangan yang luar biasa ini, sambung sang ustaz, rasulullah SAW tidak stres atau pun depresi. Rasulullah SAW justru tetap optimis dan kuat. Sikap inilah yang menurutnya bisa dicontoh oleh umat.
"Kalau kita dalam hidup ini kan, belum apa-apa sudah loyo, belum apa-apa sudah menyerah, malu kita dengan dzikir kita yang kita baca, La Haula Wa La Quwwata Illabillah. Malu kita dengan dzikir kita Hasbunallah wa Ni'mal Wakil, Ni'mal Maula Wa Ni'man Nashir," jelasnya.
Ternyata, kata dia, orang-orang yang mau diangkat derajatnya oleh Allah itu harus melewati berbagai macam ujian. "Orang-orang yang mau dipromosikan oleh Allah SWT, itu harus menghadapi berbagai macam ujian dahulu, tantangan dulu, cobaan dulu," katanya.
"Kalau kita gagal menghadapi ujian, gagal menghadapi persoalan yang kita hadapi, ya enggak lulus kita dalam hidup ini. ini poin pertama," ujarnya.
Pesan Isra Mi'raj untuk umat Islam
Adapun poin yang kedua hikmah yang bisa diambil dari Isra Mi'raj adalah perjalanan itu sangat luar biasa. Di mana, bisa menembus 'Arasy yang diistilahkan merupakan perjalanan yang demikian jauh dari langit pertama hingga langit ke tujuh. Pada intinya, secara sains dan teknologi sekarang ini memang belum ada yang bisa mengimbangi.
"Yang mau kita ambil dalam peristiwa isra' mi'raj ini adalah, bagaimana umat Islam kalau mau maju, umat Islam menjadi umat yang terbaik seperti yang dijanjikan Allah, yang pertama harus kuat menghadapi tantangan, yang kedua harus menguasai sains menguasai ilmu pengetahuan," katanya.
Namun, dia juga berpesan untuk menguasai sains dan ilmu pengetahuan itu, umat Islam juga harus didukung dengan perekonomian yang kuat.
"Di sini lah dibutuhkan para donatur yang memiliki kepedulian, para pengusaha, konglomerat yang harus hadir, untuk membangun laboratorium kerja, membuat gedung perpustakaan, dan membeli buku-buku yang menarik supaya anak-anak kita semakin rajin membaca," ujarnya
"Jadi peristiwa Isra' dan Mi'raj itu pelajaran berharga buat kita, bahwa umat Islam harus terbang jauh melebihi umat-umat yang lain," tambahnya.
