Debat Sengit Ida Fauziyah dan Gus Yasin soal Pesantren

Calon Gubernur Jawa Tengah Sudirman Said (kiri) dan Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah Ida Fauziyah (kanan)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

VIVA – Dua calon Wakil Gubernur Jawa Tengah yang sama-sama dari kalangan Nahdhatul Ulama (NU) yakni Taj Yasin dan Ida Fauziyah saat debat terbuka Jumat malam, 20 April 2018 beradu pendapat dengan sengit. Salah satu yang menarik saat Ida bertanya soal perhatian terhadap pondok pesantren.

Diah Warih Muncul di Bursa Cagub-Cawagub Jateng, Bersaing dengan Kaesang hingga FX Rudy

"Gus Yasin saya suka sarungnya. Santri banget. Saya mau bertanya soal keluhan pesantren. Katanya selama ini didiamkan sendiri oleh Pemprov," kata Ida di Semarang, Jawa Tengah. 

Gus Yasin langsung menjawab jika bantuan Pemprov Jateng selama lima tahun kepemimpinan Ganjar Pranowo sudah cukup besar jumlahnya. Ia sendiri saat itu duduk di Komisi E DPRD Jateng.

Survei PPI: Popularitas Gibran Unggul di Pilgub Jateng, Faktor Anak Jokowi Cuma 8,1 Persen

"Pesantren masih mengurus izin. Masalahnya belum berbadan hukum. Kami gelontorkan ke lembaga pendidikan dan pesantren tapi tidak terserap karena izin baru tahap kepengurusan," ujar Yasin menjawab.

Tak puas dengan jawaban Yasin, Ida pun berargumen bahwa masalah keberpihakan terhadap pesantren tidak semata terkait masalah izin. Pimpinan dalam hal ini Pemprov harusnya memiliki cara memberikan bantuan dengan saluran lain.

PPI: Dari Segi Popularitas Bakal Cagub Jateng, Gibran Tertinggi

Menurut Ida, sudah saatnya pondok pesantren dan Madrasah Diniyah diapresiasi oleh pemerintah dengan memberikan bantuan atau reward yang semestinya. Peran lembaga keagamaan itu menurutnya sangat vital karena telah membantu peran negara dalam mendidik anak bangsa. 

"Maka kami (Sudirman-Ida) akan memberi bansos kepada Ponpes yakni Rp100 juta untuk sarana prasarana. Dan untuk Madin (madrasah diniyah) Rp110 miliar per tahun," kata mantan Anggota DPR empat periode itu. 

Acara debat publik digelar selama 1,5 jam di Hotel Patrajasa Semarang. Debat perdana ini mengambil tema kesejahteraan sosial. Dua pasangan calon banyak berdebat mengenai persoalan kemiskinan, pesantren, e-KTP hingga masalah lapangan kerja. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya