Kocaknya Suku Baduy Menyapa SBY dan Ani Yudhoyono

Acara Seba Baduy
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki

VIVA – Jaro Saijah, kepala desa bagian pemerintahan atas 1.388 warga Baduy, membuat mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Ani, serta masyarakat tertawa lebar dengan keluguannya. Bercampur dengan bahasa Sunda, Saijah menyebut nama Presiden ke-6 dan istrinya itu tak begitu lancar ketika memberi sambutan.

Aura Kasih Ungkap Rencana Libiran ke Baduy di 2024, Alasannya Menyentuh

"Kepada ibu istri presiden, yang saya enggak lupa namanya. Ibu Ani yang di bagian barat (disambut tawa oleh SBY, Ani Yudhoyono, warga Baduy dan peserta). Bapak propopesor SBY, presiden RI (ke-6) yang sudah jauh jalan jauh ke acara seba ini," ucap Jaro Saijah di Pendopo Kabupaten Lebak, Banten, Jumat malam, 20 April 2018.

Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono di Kota Bandung

Perkampungan Suku Baduy Dalam Resmi Blankspot Internet

Meski begitu, baik SBY maupun Ani, tak merasa sakit hati. Mereka malah tertawa lebar dan berbincang hangat.

Usai melaksanakan prosesi adat Seba dan menyampaikan harapan suku Baduy ke pemerintah, SBY dan Ani mengajak para Suku Baduy berfoto dan mengobrol santai di Pendopo Kabupaten Lebak.

Kominfo dan Operator Seluler Diskusi Pemutusan Internet di Baduy

"Ini merupakan warisan nenek moyang kita. Tadi dialognya segar. Baduy, dengan segala nilai budaya dan adatnya. Saya senang sekali," kata SBY usai menghadiri Seba Baduy, di Pendopo Kabupaten Lebak, Banten.

Suku Baduy atau bisa juga disebut Urang Kanekes, hingga kini masih terus mempertahankan tradisi leluhurnya, di tengah gempuran kemajuan zaman.

Pepatah suku yang dikenal dengan pejalan kaki tanpa alas ini telah mereka warisi selama ratusan tahun. Pepatah itu yakni, “ojor teu meunang dipotong, pendek teu meunang disambung" (panjang tidak boleh dipotong, pendek tidak boleh disambung), yang memiliki makna bahwa hidup harus sesuai ketetapan Tuhan dan menjaga apa yang telah diberikan oleh Tuhan.

Jalur Khusus

Bagi Suku Baduy Dalam yang berjalan kaki tanpa alas, sembari membopong hasil bumi, untuk diserahkan ke kepala daerah di Kabupaten Lebak dan Gubernur Banten, selalu melewati jalur khusus yang diturunkan oleh para Olot (orang tua atau leluhur) mereka.

Karena, Seba memiliki makna menjaga keutuhan NKRI menurut Orang Baduy. Setidaknya mereka memaknai Sebai dengan ungkapan 'Ngasuh Ratu Nganjak Menak Mageuhkeun Tali Duluran Ngajaga Lingkungan Pamarentah Negakeun Hukum Jeung Keadilan' yang berartimenjaga negara, mengencangkan tali persaudaraan, menjaga lingkungan. Pemerintah menegakkan hukum dan keadilan.

Rangkaian Seba Baduy berlangsung sejak hari ini, Jumat 20 April 2018. Sebanyak 1.388 Baduy Dalam dan Luar mengunjungi Bupati Lebak untuk menyerahkan hasil bumi.

Hari ini, Sabtu 21 April 2018, mereka kembali melanjutkan perjalanan ke Pendopo Lama Gubernur Banten, untuk bertemu Gubernur Banten dan menyerahkan hasil bumi.

Ada juga perwakilan nya yang bersilaturahmi dengan Bupati Pandeglang dan Bupati Lebak. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya