- ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho
VIVA – Warga di lereng Gunung Merapi Kabupaten Sleman, Yogyakarta sempat mengungsi saat terjadi letusan freatik di gunung tersebut, Jumat, 11 Mei 2018. Letusan itu menyebabkan abu vulkanik membentuk kolom setinggi 5.500 meter, disusul hujan abu.
Kepala Pelaksana BPBD DIY, Biwara Yuswantana mengatakan, setelah letusan freatik mereda warga ada yang langsung pulang ke rumahnya masih-masing. Namun ada sekitar 100-an warga di Purwobinangun dan Umbulharjo masih bertahan di pengungsian.
"Memang tadi ada instruksi daerah rawan di area lima kilometer dari puncak Merapi dan kemudian dua kilometer dari puncak Merapi," kata Biwara, Jumat, 11 Mei 2018.
Menurutnya, dalam kejadian letusan freatik ini dipastikan tidak ada korban jiwa, termasuk pendaki yang berada tak jauh dari puncak Merapi semuanya selamat. "Belum ada laporan korban jiwa sejauh ini," ujarnya.
Hal yang perlu menjadi perhatian adalah dampak dari hujan abu vulkanik. Imbas abu vulkanik tersebut melanda sejumlah wilayah di Yogyakarta seperti Bantul, Kota Yogya dan Kabupaten Sleman, termasuk Bandara Adisutjipto.
Biwara memastikan, saat letusan freatik hanya abu yang terbawa dan tidak membawa pasir, seperti erupsi Gunung Merapi pada 2010 silam. Meski hanya abu sisa erupsi, letusan Merapi ketika itu tetap berbahaya jika mengenai mata dan terhirup.
"Jadi kalau yang kebetulan di luar dan dalam perjalanan bisa minta masker di Puskesmas terdekat dan gratis namun banyak juga relawan yang membagikan masker," ujarnya. (ase)