Tak Sekolahkan Anak, Teroris Surabaya Berdalih Homeschooling

Warga Bersihkan Gereja Surabaya Pasca Bom
Sumber :
  • REUTERS / Beawiharta

VIVA – Teroris di Rusunawa Sidoarjo yang disebut polisi masih bagian dari teroris Surabaya, ternyata tak menyekolahkan anak-anaknya. Hal tersebut diketahui dari pernyataan anak lelakinya yang berusia 16 tahun dan memilih tak tinggal dengan orangtuanya yang sudah tewas, yaitu Anton dan sang istri.

VIDEO: Korban Cacat akibat Bom Surabaya Tak Rela Eks ISIS Dipulangkan

"Anton ini teman akrab Dita, setiap dia (anak) ikut ke sana, isinya adalah perang, jihad, dan negara kafir dalam keadaan perang," kata Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian di acara ILC, tvOne, Selasa malam, 15 Mei 2018.

Melalui wawancara Tito dan si anak, juga diketahui bahwa tak ada adik-adiknya yang melanjutkan sekolah. Hanya dia seorang yang masih mengeyam pendidikan, karena tinggal dengan neneknya.

Geger, Ada Tas Mencurigakan Dekat Gereja di Depok

"Dia sekolah dan adiknya keduanya tidak sekolah, katanya homeschooling, ternyata tak sekolah," lanjut Tito.

Kapolri mengatakan, Dita yang merupakan teroris gereja di Surabaya, diduga memang merencanakan serangan bersama Anton dan bom-bom pipa yang disebut identik dengan ISIS itu dibuat di Rusunawa Sidoarjo, tempat tinggal Anton dan anak-anaknya.

Satu Tahun Bom Gereja Surabaya, Korban: Saya Maafkan Pelaku

"Kita duga, tempat pembuatan bom di rusunawa itu, karena di situ pembuatan bahan-bahannya. Dari mana belajarnya? Kita duga dari online. Buktinya, saudara Anton meledak sendiri, senjata makan tuan," tambah Tito.

Inspektur Polisi Dua Ahmad Nurhadi, polisi korban rangkaian ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, pada pertengahan Mei 2018.

VIDEO: Ungkapan Getir Polisi Korban Bom Surabaya soal WNI Eks ISIS

Dia mengaku masih berat untuk menerima jika kombatan ISIS dipulangkan.

img_title
VIVA.co.id
11 Februari 2020