PNS Penyebar Fitnah Bom Gereja Pengalihan Isu Jadi Tersangka

Olah TKP ledakan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur
Sumber :
  • REUTERS/Sigit Pamungkas

VIVA – Seorang pegawai negeri sipil (PNS) berinisial FSA ditangkap karena memposting di akun Facebook dengan menulis jika rentetan aksi teror bom di Surabaya adalah pengalihan isu dari Pemerintah dan Polri semata.

On This Day: Teror Bom Surabaya Bikin Persebaya Geram

Atas hal tersebut, FSA yang juga merupakan kepala sekolah ditetapkan tersangka dan ditahan.

"Hari ini FSA PNS sudah ditetapkan tersangka ujaran kebencian atau pelaku ITE. Saya pastikan hari ini sudah ditahan," kata Kabid Humas Kalimantan Barat Komisaris Besar Polisi Nanang ketika dikonfirmasi, Rabu, 16 Mei 2018.

VIDEO: Korban Cacat akibat Bom Surabaya Tak Rela Eks ISIS Dipulangkan

Nanang menjelaskan, FSA dijerat dengan pasal 45A ayat 2 Jo pasal 28 ayat nomor 2 UU 19 tahun 2016 tentang perubahan atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan UU nomor 1 tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana. Ancaman penjara maksimal 6 tahun dan denda maksimal Rp1 miliar.

Sebelumnya, FSA ditangkap di rumah kostnya di Jalan Sungai Mengkuang Desa Pangkalan Buton,Sukadana, Kayong Utara, Kalimantan Barat, pada Minggu kemarin, 13 Mei 2018.

Polri Pamer Labfor Surabaya, Kasus Vanessa hingga Bom Diungkap di Situ

Usai ditangkap, FSA pun langsung diperiksa secara intensif. Dalam penangkapan ini polisi mengamankan barang bukti satu unit telepon genggam yang diduga sebagai alat untuk memposting tulisannya di media sosial.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto mengatakan isu yang menyebut adanya pengalihan isu di balik peristiwa teror bom di Surabaya, adalah tidak benar atau hoax.

"Percayalah tidak ada itu (pengalihan isu) hoax," ujar dia di Kantor Divisi Humas Polri, Selasa, 15 Mei 2018.

Semisal isu adanya permintaan untuk menambah anggaran penanganan terorisme di tubuh Polri. Dia menegaskan hal itu tidaklah benar.

"Nanti kita buktikan. Kalau ini pengalihan isu masa korbannya banyak sekali. Banyak yang mengatakan begini karena Polri minta anggaran," katanya.

Maraknya aksi bom bunuh ini diyakini lantaran banyak sel-sel kelompok jaringan terorisme yang coba balas dendam, karena salah satu faktor, yakni penangkapan Aman Abdurahman selaku Ketua ISIS di Indonesia. "Sekarang ini sel-sel tidur itu banyak sekali," kata dia. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya