Logo BBC

Seberapa Sulit Ajak Masyarakat Tak Buang Sampah ke Sungai

Sampah yang menumpuk pasca banjir di Sungai Cikapundung Kolot, Cijagra, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.
Sampah yang menumpuk pasca banjir di Sungai Cikapundung Kolot, Cijagra, Kabupaten Bandung beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Kemasan plastik bekas pakai tampak menumpuk di salah satu sudut Poliklinik Kesehatan Desa Buntalan, Klaten Tengah, Klaten, Jawa Tengah. Sampah tersebut didatangkan oleh warga yang ingin berobat.

Ya, poliklinik ini memang unik karena layanan untuk para pasien bisa digratiskan asal mereka membawa sampah sebagai ganti ongkos berobat.

Pelayanan kesehatan berbayar sampah tersebut dinamakan Program Sampah Barokah—yang merupakan bagian dari Sekolah Sungai di Klaten.

"Bank Sampah ini sebagai upaya pelayanan kesehatan gratis berbayar sampah. Kegiatan ini sebagai usaha agar warga tidak membuang sampah di sungai," ujar Tina Farida Mustofa yang akrab disapa Bidan Tina, pengelola poliklinik ini.

Sekolah sungai muncul pertama kali di Klaten pada April 2016. Lantaran gerakan ini terlihat menuai hasil, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menjadikan sekolah sungai Klaten sebagai acuan untuk melakukan gerakan bersih sungai.

Divisi Humas dan Informasi Sekolah Sungai Klaten, Arif Fuad menjelaskan basis gerakan sekolah sungai ini muncul dari komunitas relawan bencana.

"Relawan dan komunitas tanggap bencana sudah terbentuk. Mereka ini menggerakkan warga untuk peduli sungai. Lantas para relawan dan komunitas ini mengajak warga menyusur dan membersihkan sungai, tetapi masih secara sporadis. Awal tahun 2016 itu ada apel akbar diikuti ribuan warga untuk bersih sungai," papar Arif kepada wartawan di Klaten, Fajar Sodiq.