Walikota Hendi: Puasa Tidak Turunkan Kualitas Pelayanan

Walikota Semarang Hendrar Prihadi
Sumber :

VIVA – Bulan Ramadan ini jangan dijadikan alasan untuk tidak melayani masyarakat dengan baik karena masyarakat butuh pelayanan yang cepat dan prima. Hal itu diungkapkan Walikota Semarang Hendrar Prihadi saat mengisi tausiah Shalat Dhuhur berjamaah di Masjid Al Kusuf, Senin 21 Mei 2018.

Deretan Fakta Ratusan Motor Gratis dari Wali Kota Semarang buat Lurah

“Tidak ada alasan lagi di bulan Ramadan ini leha-leha, lemas, atau tidak masuk kerja dengan alasan karena shalat subuh berjamaah. Kalau memiliki niat yang baik, Allah SWT pasti akan memberikan berkah kepada kita,” ujar Hendi sapaan akrab Walikota.

Pihaknya menambahkan bahwa selama bulan Ramadan pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Semarang telah memperoleh keleluasaan jam masuk kerja yang semula pukul 7.00-15.15  WIB kini mundur menjadi 08.00-15.15 WIB.

Pemkot Semarang Bakal Ubah Taman Tegalsari Jadi Taman Pasif untuk Percantik Kota

"Coba kita hitung secara matematika, hari biasa kita masuk jam 07.00 WIB, pulang jam 16.00 WIB. Kemudian kita di bulan puasa kita bisa menyelesaikan aktivitas kita, masuk jam 08.00 WIB, pulang jam 15.15 WIB. Jadi yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana kita mengukur, atau bagaimana sebuah aktivitas kita menjadi berkualitas," terangnya.

Ia melanjutkan bahwa apa yang terjadi tergantung bagaimana kita memandang sesuatu hal.

Upayakan Kesejahteraan Petani, Pemkot Semarang Launching Badan Usaha Milik Petani

“Kalau puasa pikiran kita tidak bisa sarapan, makan siang, dan kemudian lemas, ya itulah yang terjadi. Tapi kalau kita berpikir dalam bulan Ramadan memiliki keunggulan di mana Allah akan memberikan berkah dan melipat-gandakan dalam setiap tindakan sekecil apapun untuk kemaslahatan umat maka semua akan menjadi ringan,” sambungnya

Dalam ceramahnya, orang nomor satu di Kota Semarang itu pun juga mencermati dinamika dewasa ini terkait pemberitaan di media sosial. Walikota juga berpesan kepada para jamaah Sholat Dhuhur untuk tidak mudah terpengaruh berita bohong atau hoax. Hal itu perlu dilakukan untuk menjaga kondusifitas Kota Semarang apalagi memasuki bulan Ramadan ini.

Data dari Kemenkominfo pada tahun 2017, diperkirakan ada 800 ribu berita hoaxs yang beredar di seluruh daerah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jika tidak ada komitmen yang tinggi untuk menangkal hoaxs dari warga bangsa justru berita hoaxs ini akan menggugurkan ibadah di bulan Ramadan.

“Jika panjenengan baca dan tidak jelas darimana asalnya dan tidak jelas kebenarannya cukup untuk panjenengan saja, tidak perlu di share. Tapi jika panjenengan baca dan yakin adanya manfaat, baru boleh di share,” pintanya. (webtorial)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya