- ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
VIVA – Kepala Seksi Pengelolaan Balai Taman Nasional Wilayah I Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) Yogyakarta, Nurpana Sulaksana mengatakan, sejauh ini belum ada satwa di hutan Gunung Merapi yang turun.
Menurut dia, keberadaan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) di sekitar permukiman warga, tidak dapat diartikan satwa tersebut telah turun karena pengaruh aktivitas Gunung Merapi.
Dia menjelaskan, monyet ekor panjang termasuk primata yang mudah beradaptasi dan banyak ditemukan di sekitar permukiman di seputar Gunung Merapi.
Primata ini tidak hanya menghuni di dalam hutan tetapi juga di pinggir-pinggir hutan, sehingga sering terjadi perjumpaan dengan manusia. “Kawanan itu terlihat masih pada home range atau wilayah jelajah kawanan ini,” katanya, Jumat, 25 Mei 2018.
Menurut dia, kawanan monyet di belakang Balai TNGM itu merupakan kelompok yang biasa hidup di pinggir Sungai Kuning, tidak jauh dari Balai TNGM. “Kalau masyarakat di sini mengatakan sering melihat kawanan monyet ekor panjang ini,” katanya.
Lantaran itu, menurut dia, perjumpaan dengan monyet di lingkup permukiman manusia itu tidak dapat diartikan sebagai tanda-tanda alam reaksi atas aktivitas Merapi.
Ia mengemukakan, berbeda jika yang terlihat adalah lutung atau kijang. Sebab, kedua satwa itu menghuni di dalam hutan dan jarang sekali keluar dari hutan.
Teror dan Meresahkan Warga, Gerombolan Monyet Kuasai Kota Populer Ini
Sebuah kota terkenal di Thailand sedang mengalami masalah karena dikuasai oleh sekelompok monyet yang membuat ketakutan di kalangan wisatawan.
