Strategi Jokowi Hadapi Revolusi Industri 4.0 Dibawa ke Korea

Presiden Joko Widodo menyampaikan paparan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Presiden Joko Widodo selalu aktif mengingatkan mengenai revolusi industri gelombang keempat, atau 4,0. Jokowi menekankan bangsa Indonesia harus terus berbenah dan berlari, jika tak ingin ditinggalkan.

Rektor IPDN Mendorong Kesiapan Hadapi Revolusi Industri

Dalam revolusi 4,0 itu antara lain banyak pekerjaan yang biasanya dilakukan manusia, kini diambil alih oleh mesin bahkan robot. Dalam beberapa kesempatan, menurut Jokowi itu bukan mengancam. Namun, menjadi peluang bagi bangsa kalau dimanfaatkan dengan baik.

Untuk menghadapi itu, maka pemerintah membuat roadmap dengan titel Making Indonesia 4.0 yang dilaksanakan melalui Kementerian Perindustrian.

'Smart Mining' di Industri Pertambangan

Strategi ini sampai ke Korea Selatan. Hal itu dijelaskan anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun kepada para mahasiswa Indonesia yang tengah menimba ilmu di Keimyung University, Daegu, Korea Selatan.

Saat ini terdapat 21 mahasiswa asal Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Keimyung University. Politisi asal Partai Golkar itu menjadi pembicara pada General Lecture 2018 K-NICE Expert Invitation Forum for East Asia : Entrepeneurship and Start Up in Indonesia.

Dunia Terus Berubah, Inovasi Tak Bisa Ditawar-tawar

Making Indonesia 4.0, ingin membawa Indonesia terus mengebangkan investasi di bidang teknologi. Terutama dengan banyaknya bermunculan start-up baru.

Maka menurut dia, peluang ini harus dimanfaatkan. Apalagi di Korea dengan tingkat pemahaan teknologi dan SDM yang mumpuni.

“Dalam konteks inilah peluang kerja sama dengan Korea Selatan menjadi sangat relevan, sebab Revolusi Industri 4.0 membawa banyak kemudahan, tak terkecuali bagi pengembangan UKM (usaha kecil dan menengah) maupun start-up,” ujar Misbakhun, dalam siaran persnya, Sabtu, 26 Mei 2018.

Misbakhun mengatakan, pemerintahan Jokowi saat ini berfokus pada masalah pengentasan kemiskinan. Menurutnya, jika persoalan bisa segera diatasi maka akan ada lebih banyak dana di APBN yang bisa dialokasikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), termasuk beasiswa bagi mahasiswa Indonesia di mancanegara.

“Karena pendidikan dapat membantu masalah pengentasan kemiskinan. Apabila anak-anak muda brilian Indonesia tidak mendapat fasilitas pendidikan yang baik dari negara, maka akan banyak diambil oleh perusahaan-perusahaan asing, seperti Boeing, dan lain-lain,” kata Misbakhun.

Adapun puluhan mahasiswa Indonesia yang belajar di Keimyung University adalah penerima beasiswa dari World Bank. Mereka berasal dari berbagai instansi seperti BPPT, BATAN, LIPI dan lain-lainnya yang menerima beasiswa jenjang master.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya