Operasional Bandara Baru Semarang Mundur 6 Juni

Pembangunan Bandara baru Internasional Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Dwi Royanto (Semarang)

VIVA – Operasional Bandara Internasional Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah, mundur dari jadwal semula 2 Juni 2018 menjadi 6 Juni 2018. Bandara ini siap dipakai pada momen mudik lebaran.

Bandara Ahmad Yani Semarang Sudah Terapkan Aturan Baru Tanpa Swab

"Bandara ini kami operasikan 6 Juni. Tanggal 5 Juni kami boyong dari bandara lama. Lalu tanggal 6 Juni operasi terbang perdana di terminal baru," kata Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi di terminal baru Bandara Ahmad Yani, Semarang, Selasa, 29 Mei 2018.

Faik menjelaskan, secara hitungan teknik progres bandara baru Semarang telah mencapai 95 persen. Namun pihaknya baru bisa mengoperasikan 30 persen fasilitas komersial yang ada. 

PPKM Darurat, Penumpang Pesawat di Bandara Ahmad Yani Turun 89,5%

"Memang belum 100 persen selasai. Masih ada pekerjaan rumah seperti tempat parkir. Kapasitas parkir total 2.000 kendaraan. Tapi untuk lebaran nanti sudah bisa menampung 600 kendaraan, lebih tinggi dari bandara lama yakni 500 kendaraan," ujarnya.

Terminal baru tersebut dibuka fungsional untuk mendukung angkutan lebaran yang terus meningkat tiap tahunnya. Di mana rata-rata penumpang di bandara Semarang sebanyak 4,4 juta per tahun. Sementara kapasitas bandara lama hanya 800 ribu per tahun.

Bandara Ahmad Yani Semarang Gelar Sentra Vaksinasi COVID-19

"Pada lebaran tahun lalu jumlah penumpang per hari mencapai 16.700. Tahun ini prediksinya tumbuh 8 persen. Per hari 18 ribu penumpang. Maka kita melakukan proses percepatan operasional jelang lebaran Idul Fitri tahun ini," ujarnya.

Luas apron terminal baru Bandara Ahmad Yani mencapai 72.522 meter persegi yang dapat menampung 13 pesawat narrow body atau konfigurasi 10 pesawat narrow body, serta 2 pesawat wide body kargo. Desain ini bisa menampung 7 juta penumpang per tahun atau 19 ribu penumpang per hari. 

Bandara baru Semarang dibangun dengan investasi Rp2,2 triliun. Mengusung konsep bandara apung 'eco green airport' yang menjadikan bandara ini sebagai bandara dengan terminal apung pertama di Indonesia. "Meski dibangun di atas rawa, tapi kita tetap melestarikan ekosistem yang ada seperti mangrove kita jaga," katanya. 

Pihaknya berharap dengan operasional pada masa angkutan lebaran, bandara kebanggaan Jawa Tengah itu akan menyelesaikan berbagai persoalan di bandara lama. 

"Setelah lebaran kami lengkapi fasilitas yang belum terselesaikan. Target selesai total proyek yakni pertengahan tahun bulan Juni 2019," ujarnya. 

Direktur Operasi Angkasa Pura I, Wendo Asrul Rose, menambahkan, rencananya Angkasa Pura I akan melakukan serangkaian uji coba sebelum operasional perdana. Mulai dari running test bandara pada tanggal 31 Mei 2018. 

Running test ini untuk mengetahui seluruh peralatan apakah sudah bisa dioperasikan. Untuk tanggal 1-2 Juni akan dilakukan simulasi operasi, mulai kegiatan penumpang serta training bersama seluruh airlines. "Kini semua alat penunjangnya sudah siap," ujarnya. 

Sementara itu, Direktur Operasi Waskita Karya, Didit Oemar Prihadi selaku kontraktor proyek terminal building mengaku, penyelesaian paket III terminal building seharusnya rampung November 2018. Namun pihaknya mampu mempercepat 30 persen perkembangannya hingga bisa beroperasi pada momen mudik.

"Bandara baru ini karya anak bangsa dan menjadi kebanggan kita semua untuk melayani kepentingan masyarakat Jateng," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya