Geger Fatwa Khianati Allah Jika Tak Pilih Khofifah

Calon gubernur dana wakil gubernur Jawa Timur, Khofifah dan Emil Dardak.
Sumber :

VIVA – Geger fatwa "Khianati Allah Jika Tak Pilih Khofifah" yang dilakukan barisan pendukung pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak.

Airlangga Tugaskan RK Maju Pilkada Jakarta, Bobby di Sumut dan Khofifah Jatim

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Said Agil Siraj menegaskan, penggunaan dalil agama untuk kepentingan politik justru akan merendahkan Islam dan Alquran. 

"Jangan sekali-kali menggunakan agama untuk kepentingan politik. Agama itu mulia dan suci karena mengandung nilai-nilai ilahiyah. Jangan dicampur dengan target-target ambisi politik," ujar KH Said, Rabu malam, 6 Juni 2018.

Gerindra Tak Masalah PDIP Gabung Usung Khofifah di Pilgub Jatim, Ada Tapinya

Selain melarang penggunaan dalil agama, Said Agil juga mengimbau kepada seluruh warga NU supaya tidak menggunakan masjid untuk kepentingan politik. "Siapa pun dan apa pun alasannya tidak boleh, tempat ibadah jangan dikotori untuk kepentingan politik," kata Said.

Sebelumnya, di media sosial viral tentang fatwa yang dikeluarkan barisan pendukung Khofifah-Emil. Pertemuan sejumlah ulama dan pendukung Khofifah-Emil di di Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto, 3 Juni 2018, menghasilkan surat fatwa bernomor nomor 1/SF-FA/6/2018.

Tepis Isu Cak Imin Maju di Pilgub Jatim, Elite PKB Sebut Ada Tempat yang Lebih Mulia

Surat itu menyerukan dan menfatwakan fardhu ain (wajib bagi setiap individu) seluruh masyarakat Jatim untuk memilih Khofifah-Emil pada Pilgub Jatim mendatang. Poin dalam surat fatwa itu menyinggung soal "pengkhianatan terhadap Allah, Rasul-Nya, dan seluruh orang Islam".

Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim selaku tuan rumah dan inisiator mengatakan bahwa orang yang memilih Gus Ipul-Puti, padahal ada yang lebih baik menurut Asep, yaitu Khofifah, maka orang itu sama saja telah mengkhianati Allah dan Rasulullah. "Ini nash, hadits," ujar Kiai Asep dalam percakapan WhatsApp yang menjadi viral. 

Fatwa itu pun menjadi kontroversi. Sejumlah ulama dan kiai NU meminta jangan memperdagangkan dalil agama untuk kepentingan ambisi politik yang dinilai jauh dari nilai-nilai ajaran NU.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya