- VIVA/Agus Rahmat
VIVA – Nahdlatul Ulama menyampaikan klarifikasi tentang pro-kontra atas kehadiran salah satu petingginya, Yahya Cholil Staquf, dalam sebuah forum lokakarya berskala internasional di Israel.
NU menyatakan, kehadiran Yahya adalah atas inisiatif pribadi meski dia juga menjabat Katib Aam (Sekretaris Jenderal) Suriyah organisasi itu. Maka kehadiran Yahya tak ada sangkut-pautnya juga dengan NU.
“Menyikapi kehadiran KH Yahya Cholil Staquf ke seminar yang diadakan oleh Yahudi Amerika di Yerusalem, atau di Israel, kami NU menyatakan bahwa kehadiran KH Staquf atas nama pribadi, sama sekali tidak ada sangkut-pautnya dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," kata Ketua Umum NU, Said Aqil Siroj, melalui siaran pers yang diterima VIVA pada Selasa, 12 Juli 2018.
NU, kata Said, tegas mendukung kemerdekaan Palestina. Sebab Palestina kini menjadi bangsa yang terzalimi dan sudah semestinya mendapatkan dukungan dan bantuan untuk memperoleh kemerdekaan. "Adapun sikap NU dari dulu sekarang dan seterusnya akan selalu berpihak pada Palestina berpihak pada kebenaran," ujarnya.
Said mengingatkan pentingnya Indonesia sebagai bangsa yang mendukung kemerdekaan Palestina untuk menyuarakan kepada dunia bahwa Palestina patut mendapatkan kemerdekaan. NU selalu bersama dengan Palestina.
“Palestina bangsa yang dizalimi, bangsa yang ditindas oleh Israel, maka kita semua menyuarakan pada dunia internasional, terutama kepada PBB dan terutama sekali kepada Amerika, hendaklah kita tegakkan keadilan; mari kita dukung Palestina dalam merebut kemerdekaannya dan mendapatkan haknya sebagai bangsa yang merdeka," ujarnya.