- VIVA.co.id/ Fajar Ginanjar Mukti.
VIVA - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, KH Maruf Amin, mewanti-wanti supaya khotbah Salat Idul Fitri 1439 Hijriah yang akan diselenggarakan Jumat besok, 15 Juni 2018, tidak berbau politis. Pemerintah baru saja menetapkan 1 Syawal 1439 Hijriah jatuh besok usai sidang isbat di Kementerian Agama, Kamis, 14 Juni 2018.
"Jangan sampai khotbah jadi ajang penyampaikan politik praktis, bisa merusak suasana Idul Fitri," ujar Maruf di lokasi.
Menurut Maruf, ceramah bernada politis memiliki potensi menciptakan perpecahan di antara para pendengarnya. Terlebih, saat ini merupakan tahun politik menjelang Pilkada serentak pada 27 Juni 2018, serta Pemilu tahun depan.
"Di antara para jemaah kita, warna politik mereka bermacam-macam," ujar Maruf.
Maruf meminta para khatib menyampaikan ceramah sejuk yang membuat suasana damai terjaga, juga saling mempererat persaudaraan di antara umat Muslim. Ceramah dengan nada provokasi akan merusak suasana fitri usai Ramadan.
"Sampaikan ceramah yang mengajak untuk menyatukan seluruh bangsa. Jangan sampai ada khatib yang justru merusak suasana indah dengan khutbah-khutbah provokasi," ujar Maruf.