Robot ROV Bantu Pencarian Korban KM Sinar Bangun

Pencarian korban kapal tenggelam di Danau Toba.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

VIVA – Tim Basarnas menurunkan robot bawah air jenis Remotely Operated Vehicle (ROV) di titik tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun, di perairan Danau Toba, Sumatera Utara.

1 Penumpang Kapal Tenggelam di Maluku Ditemukan, Total 6 Orang Tewas

Kepala Kantor SAR Medan Budiawan mengatakan, robot tersebut memiliki teknologi canggih, dengan fasilitas sejumlah kamera, seperti CCTV untuk mencari benda-benda di kedalaman air. 

Tim SAR gabungan juga sudah memetakan dua titik pusat pencarian, di perairan Danau Toba. "Robot ROV tersebut telah kami turunkan di titik koordinat tempat tenggelamnya kapal itu, untuk mencari korban lainnya yang diduga masih tersangkut di dalam kapal," ujar Budiawan kepada wartawan, Rabu, 20 Juni 2018.

Kapal Angkut Pemancing di Makassar Tenggelam Diterjang Ombak, 1 Hilang

Selain robot ROV, Basarnas pusat mengirim tim Basarnas Spesial Grup sebanyak 12 pasukan. Mereka diperbantukan untuk melakukan pencarian korban, dengan melakukan penyelaman hingga ke dasar Danau Toba.

"Pasukan itu merupakan pasukan penyelam khusus dari Basarnas dan tim elitnya dari Basarnas," ujar Budiawan.

Kapal Ikan Spanyol Tenggelam di Kanada, 10 Nelayan Meninggal 11 Hilang

Hari ini, tim SAR gabungan menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia. Namun, baru satu jenazah berhasil diidentifikasi bernama Fahri Yanti, warga Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai, Sumatera Utara. 

Dua jenazah itu ditemukan tim SAR Gabungan di lokasi berbeda, di Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Kedua korban yang berhasil ditemukan itu sedang diindentifikasi oleh Tim DVI Polda Sumatera Utara.

Dengan penemuan ini, Budiawan mengungkapkan, tim SAR gabungan sudah berhasil menolong dan mengevakuasi 21 korban, dengan perincian 18 orang selamat dan 3 korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Kemudian, Budiawan mengatakan, tim SAR terus melakukan pencarian. Ada sekitar 200 personel gabungan yang terlibat dalam tim tersebut.

"Kami harap keluarga korban jangan beramai-ramai di lokasi karena menghambat jalannya proses operasi ini. Silakan menunggu di rumah sakit umum dan rumah sakit yang telah ditetapkan untuk menampung korban-korban," ujar Budiawan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya