Terima Kring 110, Polisi Bekuk Penjambret Ibu dan Anak

Kepala Polrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Nur Faishal (Surabaya)

VIVA – Kepolisian RI sudah lama menerapkan panggilan darurat one-one-zero atau 110. Namun, banyak warga belum memanfaatkan call center itu, sehingga banyak aksi kejahatan dan kondisi membahayakan lainnya tak dapat dicegah dini. 

Tampang Pelaku Jambret Istri Pejabat TNI di Menteng

Jika menilik Amerika Serikat, seperti kerap tergambar dalam film-film Hollywood, kring nine-one-one atau 911 lumrah dipakai warga di sana saat kondisi darurat.

Aplikasi call center 110 pun semestinya digunakan masyarakat Indonesia. Banyak manfaat diperoleh, terutama dalam hal pencegahan dini aksi kejahatan atau penanganan cepat setelah kejadian. 

Jambret Istri Perwira TNI di Menteng Ternyata Sudah Pernah 2 Kali Ditahan

Contoh terbaru ialah tindakan ketika penjambretan menimpa Dea Rista Noor Kusuma (23 tahun) dan ibunya, Indah Hayati Daimania (58), warga Surabaya, Jawa Timur. 

Penjambretan bermula ketika Dea membonceng ibunya dengan sepeda motor hendak ke Rungkut pada Selasa pagi, 19 Juni 2018, sekira pukul 04.30 WIB. Sesampai di Jembatan Merr, Dea melajukan kembali motornya setelah lampu traffic light hijau.

Viral Pesepeda Dijambret Pemotor di Bekasi, Korban Jatuh hingga Tersungkur

"Saya jalan pelan sambil ngobrol dengan ibu," katanya di Markas Polrestabes Surabaya, Sabtu, 23 Juni 2018. 

Tiba-tiba, cerita Dea, motornya seperti oleng ke kanan. Ia belum sadar kalau ternyata motornya oleng karena didorong dan dipepet penjambret dari sisi kiri.

"Saya dan ibu jatuh. Saya luka ringan, ibu terseret dan patah bahu. Setelah itu ibu bilang kalau tas dijambret dua pria pakai sepeda motor. Orang-orang yang melihat lalu menolong saya dan ibu," ujarnya. 

Melihat ibunya luka parah, Dea langsung berinisiatif menelepon nomor darurat 110 dan 119 (ambulans). Dia tak berpikir soal tas yang dirampas berikut barang berharga di dalamnya.

"Sepuluh menit kemudian, ada polisi dan ambulans datang. Ibu saya dibawa ke rumah sakit dan sudah dioperasi. Saya juga bersyukur polisi cepat datang," ujarnya. 

Saat itu juga polisi melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan korban. Alhasil, dua pria penjambret Dea berhasil ditangkap oleh petugas Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya. Dua tersangka itu ialah RML (29) dan PDR (29), keduanya warga Surabaya. 

Kaki kedua tersangka ditembak polisi karena melawan saat akan ditangkap. Satu tersangka lagi komplotan ini, berinisial RZL buron dan masih dalam pengejaran polisi.

"Tersangka mengaku lima kali beraksi, tapi temuan penyidik mereka sudah beraksi lebih dari sepuluh kali," kata Kepala Satreskrim Polrestabes Surabaya, Ajun Komisaris Besar Polisi Sudamiran.

Kepala Polrestabes Surabaya, Komisaris Besar Polisi Rudi Setiawan, mengatakan, setelah kepolisian menerima panggilan 110, informasi adanya tindakan kejahatan atau keadaan darurat akan menyebar kepada seluruh anggota jajaran. Anggota terdekat langsung datang ke TKP.

"Di situ ada anggota serse, intel dan polsek-polsek se-Surabaya," katanya, Minggu, 24 Juni 2018. 

Selain 110, warga di Surabaya juga bisa memanfaatkan nomor panggilan darurat command center 112 yang sudah terintegrasi. Lebih dari itu, pencegahan lebih utama daripada penanganan.

Rudi mengimbau agar masyarakat tidak membawa barang berharga yang memancing aksi kejahatan saat keluar rumah. "Pagi-pagi keluar bawa dan main handphone, itu yang rawan," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya