Gempa Susulan Guncang Malang 38 Kali

Lokasi gempa Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Sumber :
  • BMKG

VIVA – Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,5 skala richter yang mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekitarnya, Kamis malam, 19 Juli 2018. 

Hujan Sedang hingga Lebat Diperkirakan Guyur Sejumlah Daerah pada Hari Ini

"Pascagempa kemarin berkekuatan 5,5 skala richter. Hingga pagi ini Jumat sampai pukul 8.00 WIB sudah terjadi 38 kali gempa susulan di selatan Malang," kata Kepala BMKG Karangkates Malang, Musripan, Jumat, 20 Juli 2018.

Musripan mengaku, pihaknya banyak menerima pertanyaan dari masyarakat akan dampak gempa susulan. Gempa dirasakan di wilayah Jawa Timur hingga Bali. BMKG Karangkates memastikan aktivitas gempa susulan masih tergolong wajar dan normal sehingga masyarakat diimbau tetap tenang.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

"Gempa yang terjadi itu gempa tipe I yaitu tipe aktivitas gempa yang diawali dengan gempa pendahuluan (foreshocks), selanjutnya terjadi gempa utama (mainshock) dan selanjutnya diikuti oleh serangkaian gempa susulan (aftershocks) yang banyak," ujar Musripan.

Musripan mengatakan, gempa di selatan Malang mengingatkan seluruh otoritas maupun masyarakat tentang penanda aktifnya zona megathrust di selatan Malang. Ia mengingatkan masyarakat tetap waspada, serta tidak merasa takut berlebihan. 

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

"Berdasarkan tren data gempa susulannya tampak ada kecenderungan kekuatannya semakin melemah, dan frekuensi kejadiannya semakin jarang. Dari 38 aktivitas gempa susulan, kekuatan gempa terkecil 3,2 SR dan yang terbesar 4,9 SR," ujar Musripan.

Dari data yang dihimpun hingga Jumat pagi, BMKG menyebutkan tidak akan terjadi gempa dengan kekuatan yang lebih besar dari gempa utama yang terjadi pada Kamis malam. Gempa utama terjadi di zona  batuan "rapuh" (brittle) sehingga gempa susulan yang terjadi akan lebih banyak.

"Masyarakat harus memahami bahwa gempa susulan itu baik karena menjadi sarana batuan dalam melepas semua energi yang tersimpan sehingga batuan akan menjadi stabil dan normal kembali," kata Musripan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya