BNN: Bandar Narkoba Juga Bisa 'Beli' Fasilitas Mewah di Lapas

Deputi Bidang Pemberantasan BNN, Arman Depari.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Danar Dono.

VIVA – Inspeksi mendadak (sidak) Direktorat Jenderal PAS Kementerian Hukum dan HAM di Lapas Sukamiskin menemukan narapidana korupsi memiliki fasilitas mewah di dalam selnya.

Mardani Maming Tak Diborgol Saat di Bandara Banjarmasin, Ini Kata Kalapas Sukamiskin

Tak hanya koruptor, bandar narkoba pun juga menikmati fasilitas mewah itu di sel mereka. Hal ini diungkapkan oleh Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari.

Arman menceritakan, BNN bahkan pernah menemukan fasilitas karaoke hingga biliar di dalam Lapas. Bahkan ada kamera pengawas (CCTV) yang malah digunakan untuk memantau petugas pengawas.

Kalapas Sukamiskin: Mardani Maming Hadiri Sidang PK di PN Banjarmasin, Kini Sudah Kembali ke Sel

"Kita pernah temukan di dalam ada karaoke. Kita pernah temukan di dalam ada billiar. Kita pernah temukan di dalam ada ruang sekretaris dari tahanan. Kemudian CCTV yang fungsinya mengawasi penjaga, bukan mengawasi tahanan," ujar Arman di kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Kamis 26 Juli 2018.

Arman menambahkan saat sidak itu, pihaknya menemukan jual-beli fasilitas mewah di dalam sel bernilai ratusan juta. Bahkan, jual-beli itu dikoordinasikan oleh sesama narapidana.

Setya Novanto Acungkan 2 Jari Saat Nyoblos di Lapas Sukamiskin

"(Nilainya) ratusan juta. Tapi pernah dari penyelidikan kita, memang ada nilainya, tapi itu dikumpulkan oleh sesama napi, dikoordinir oleh sesama napi," katanya.

Lebih lanjut, Arman mengatakan, temuan-temuan mencengangkan juga terjadi dimana para bandar narkoba itu juga bisa mengurus bisnisnya. Bahkan, sempat ditemukan pabrik narkoba berada di dalam Lapas.

"Bukan hanya adanya kamar atau sel-sel khusus yang istimewa, tetapi juga di sana ada peredaran, penyalahguaan narkoba, dan bahkan pada waktu-waktu yang lalu bisa ada pabrik narkoba di dalam lapas. Ini kan sebenarnya mengindikasikan kepada kita semua, masyarakat dan pejabatnya, bahwa di lapas itu terjadi banyak penyimpangan," katanya.

Ia pun menyebut, pihaknya selalu melaporkan temuan adanya pelanggaran ke Kemenkum HAM termasuk adanya fasilitas mewah. Namun, Arman menyesalkan temuan fasilitas sel mewah itu hanya dianggap angin lalu.

"Setiap kita melakukan tindakan kan kita langsung ekspose, dan Anda pun dengar. Cuma permasalahannya ditindaklanjuti atau dianggap angin lalu. Sebentar berhenti nanti sudah reda lagi isunya, main lagi. Kan begitu," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya