Novel Ultimatum Jokowi Agar Tak Cuma Banyak Retorika

Penyidik senior KPK Novel Baswedan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Edwin Firdaus

VIVA – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan mengultimatum Presiden Joko Widodo, tak cuma banyak bicara dan berargumen. Namun, ia meminta seharusnya Jokowi sungguh-sungguh dalam memerangi korupsi.

Pembangunan 1 Kota IKN Vs 40 Kota, Apa Rugi dan untungnya?

Hal itu dikatakan Novel, karena selama ini sikap Jokowi sebagai dinilai jauh dari kesan membantu mengungkap kasus teror air keras yang menerpa dirinya.

"Semoga, ke depan Bapak Presiden mau bersungguh-sungguh untuk mendukung KPK dan lembaga lain. Tidak hanya retorika atau kamuflase atau seremoni saja, karena korupsi sangat banyak dan efeknya sangat besar," kata Novel di kantornya, Jl Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat 27 Juli 2018.

Omongan Lawas Novel Baswedan soal Karma Firli Bahuri: Tak Usah Dibalas, Nanti Jatuh Sendiri

Novel sejak hari ini kembali beraktivitas di KPK. Kasatgas perkara e-KTP itu sebelumnya tak aktif bekerja, karena harus menjalani perawatan medis kedua matanya akibat teror air keras orang tidak dikenal.

Novel dalam kesempatan sama, menyanjung tinggi sikap yang dikobarkan para pegawai KPK agar menguak kasus teror itu. Meskipun sampai hari ini tuntutan membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) belum juga diamini Presiden.

Firli Bahuri Kirim Surat ke Jokowi Nyatakan Mundur Jadi Ketua KPK, Novel: Modus Lama!

"Saya dengar, penyampaian dari beberapa rekan saya dan saya sedikit terharu, karena mereka itu sungguh-sungguh berani dan serius untuk berjuang, itu kebanggaan yang besar kepada saya," kata Novel.

Menurut Novel, di tengah-tengah pelik yang menerpa KPK, keberanian harus tetap ditegakan. Integritas lawan korupsi menjadi harga mati untuk ditanamkan.

"Keberanian harus terus dikobarkan dengan integritas yang berjuang untuk memberantas korupsi. Orang-orang yang memberantas korupsi akan difitnah, diteror, dikatain terima uang, main perkara-perkara," kata Novel.

Diketahui, Novel mengalami teror air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017. Namun, sampai kini Kepolisian belum berhasil mengungkap kasus itu. Presiden pun tidak banyak mengambil kebijakan, agar segera tebongkar kasus penyerangan keji tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya