- REUTERS/Beawiharta
VIVA – Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, sempat menyatakan kekecewaannya terhadap kondisi Badan Usaha Milik Negara atau BUMN saat ini yang menurutnya sedang sakit. Padahal, menurutnya BUMN itu adalah pertahanan terakhir bagi ekonomi suatu bangsa.
Selain menyebut adanya penjualan sebagian saham aset BUMN seperti Pertamina, Prabowo dengan gamblang mengatakan, Garuda hingga PLN bangkrut. Lantas, bagaimana reaksi Direksi Garuda Indonesia terkait hal ini?
Direktur Utama Garuda Indonesia, Pahala N Mansury, mengatakan pihaknya sebetulnya tidak mau menanggapi. Namun, ia memastikan saat ini perusahaan yang dijalankannya masih dalam kondisi baik.
"Saya enggak mau menanggapi pernyataan dia. Saya kan di sini menjalankan perusahaan ya. Tolong kalau kita lihat kondisi Garuda saat ini terus membaik," kata Pahala di kantornya, Senin 30 Juli 2018.
Menurut Pahala sebagai profesional, dia tidak mau berdebat. Sebab, menurutnya diskusi tersebut sudah masuk kepada ranah politik.
"Karena kan di sini kita di perusahaan korporasi, kalau saya prefer untuk tidak ikut-ikutan diskusi di ranah itu. Mungkin itu lebih ke politik, gitu," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Prabowo mengungkapkan rasa kecewanya terhadap kondisi Badan Usaha Milik Negara atau BUMN di Indonesia yang saat ini dinilainya telah dijual pemerintah secara diam-diam.
Dia mengungkapkan, bukti dari diam-diamnya pemerintah menjual BUMN adalah sebagaimana kasus yang terjadi pada Pertamina dengan meminta izin untuk melakukan aksi korporasi penjualan aset, hingga aksi perbankan yang menerbitkan surat utang.
"Pertamina sebagian dijual, Garuda bangkrut, PLN bangkrut, perusahaan gas negara bangkrut, BRI menerbitkan bond. Bank terbitkan bond berarti dia utang, berarti enggak ada uang di bank itu. Kita mau pinjam uang ke bank, banknya pinjam uang dulu," kata Prabowo dalam acara Ijtima Ulama di Hotel Menara Peninsula Jakarta, Jumat 27 Juli 2018.
