Cerita Tuan Guru Bajang Saat Gempa 7 SR Guncang Lombok

Tuan Guru Bajang.
Sumber :
  • VIVA/Bayu Nugraha

VIVA – Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi yang kerap disapa dengan panggilan Tuan Guru Bajang sedang berada di Kota Mataram saat gempa besar melanda wilayahnya. Kekuatan gempa yang mencapai 7 SR terjadi secara tiba-tiba.

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

"Terasa keras sekali guncangannya, dan dalam waktu cukup lama," kata TGB dalam perbincangan dengan tvOne, Senin pagi 6 Agustus 2018.

TGB yang pagi ini berada di RSUD Tanjung, Lombok Utara, menuturkan, saking kerasnya, banyak warga yang tidak sadar telah terjadi gempa. "Sampai tiba-tiba menimpa (reruntuhan), karena tidak ada gempa kecil sebelumnya. Langsung keras," ujar dia.

Gempa Magnitudo 6 Guncang Jepang, Tak Ada Peringatan Tsunami

Usai gempa, ia langsung melakukan koordinasi dan menuju Lombok Utara, lokasi yang paling parah terdampak gempa. "Saya tiba jam 1 malam, lewat jalan utama yang masih tersambung dengan Mataram, tapi harus hati-hati karena banyak batu besar yang menghalangi jalan," katanya.

Ia pun menuju RSUD Tanjung, Lombok Utara dan menemui sarana rumah sakit yang hancur sehingga pasien dievakuasi ke tenda darurat yang dibangun TNI.

Jepang Cabut Peringatan Tsunami Imbas Gempa Taiwan

Gempa besar ini terjadi sehari setelah TGB memperpanjang tanggap darurat paska gempa pada 29 Juli 2018 lalu. Tanggap darurat berlaku hingga tujuh hari ke depan. "Karena paska gempa sebelumnya kondisi belum pulih, diperpanjang lagi tiga hari, tapi baru sehari sudah ada gempa lagi," katanya.

Kini yang dilakukan adalah upaya penyelamatan warga dengan melakukan penyisiran. Hingga kini masih banyak warga yang berada di perbukitan karena peringatan tsunami paska gempa.

"Saya yakin siang ini akan kembali kecuali rumahnya hancur," kata dia.

Untuk warga yang tertimbun dievakuasi lewat cara manual maupun penggunaan alat. Sampai saat ini, katanya, tidak ada kendala.

Sementara untuk turis asing yang sedang berada di Lombok, menurutnya, belum ada laporan spesifik ada yang menjadi korban. Dari pantauan di pintu ke luar Lombok, kata dia belum terjadi lonjakan.

Apakah mereka akan dievakuasi, kata TGB, tergantung keinginan wisatawan asing itu sendiri. Jika ingin ke luar Lombok tentu akan difasilitasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya