BNPB Sebut Masih Ada Korban Terjebak Reruntuhan Masjid di Lombok Utara

Sutopo BNPB
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyatakan, hingga siang hari ini pihaknya masih belum mendapatkan perkembangan terkini terkait jumlah korban jiwa yang disebabkan oleh gempa berkekuatan 7 SR di Lombok, NTB yang terjadi pada Minggu petang, 5 Agustus 2018 pukul 18.46 WIB lalu.

BNPB: 3 Warga Meninggal dan 2 Hilang Akibat Banjir di Serang

"Jumlah korban jiwa masih belum ada penambahan, masih 91 orang dan 209 orang luka-luka," kata Sutopo Purwo di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin 6 Agustus 2018.

Kendati demikian, lanjutnya Sutopo, jumlah korban jiwa kemungkinan besar bertambah. Hanya saja, pihaknya masih belum bisa memastikan berapa total bertambahnya korban jiwa yang disebabkan oleh reruntuhan bangunan di Lombok tersebut.

Gempa M 6,1 Guncang Pasaman Barat, BNPB: 2 Meninggal, 20 Luka-luka

"Kami dapat informasi bahwa ada satu masjid yang terletak di Desa Lading Lading, Lombok Utara. Tapi kami masih belum mendapatkan kepastian berapa orang yang berada di dalam mesjid ketika gempa terjadi kemarin," ujarnya.

Lebih jauh Sutopo memaparkan, perkiraan jumlah jemaah yang tertimpa reruntuhan itu sekitar dua saf (baris). Para jemaah ketika gempa terjadi sedang melaksanakan salat Isya berjamaah.

BNPB: Daerah-daerah yang Punya Isoter Rendah, Kematiannya Tinggi

Bangunan masjid yang terdiri dari dua lantai dengan seketika roboh hingga rata dengan tanah. Dan dipastikan sejumlah warga yang saat itu tengah menunaikan sholat isya berjemaah tertimpa material bangunan masjid dua lantai itu.

"Sekarang masih dalam proses evakuasi. Nanti kalau sudah ada data pasti jumlahnya berapa akan saya sampaikan," kata Sutopo.

Ia menambahkan, proses evakuasi terhadap para korban gempa yang tertimpa reruntuhan bangunan mesjid itu masih mengalami kendala. Kendalanya adalah tidak adanya alat berat di lokasi, sehingga tim gabungan yang terdiri dari Basarnas, BPBD, TNI, Polri dan warga setempat berupaya mengevakuasi para korban dengan cara manual.

"Sekarang sedang berjalan proses evakuasi secara manual. Karena di sana masih terkendala alat berat," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya