Gempa Lombok Dipolitisasi, TGB: Cacat Iman

Mantan Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi alias TGB.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Agus Rahmat.

VIVA - Gempa Lombok 7,0 Skala Richter beberapa waktu lalu, yang kemudian disusul gempa-gempa dengan kekuatan cukup besar, yakni 6,2 SR dan 5,9 SR, membuat sebagian orang mempolitisasi bencana ini.

Pemerintah Cairkan Jaminan Hidup Korban Gempa NTB Rp89,36 Miliar

Ada yang menyebut, bencana bertubi-tubi tersebut, lantaran sikap M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB), Gubernur NTB, mendukung Joko Widodo untuk menjadi Presiden RI lagi periode 2019-2024.

TGB mengaku kecewa dengan penilaian sebagian pihak. Menurutnya, bencana adalah masalah kemanusiaan, bukan soal politik.

Gempa Baru Saja Guncang Lombok

"Itu menurut saya, cara pandang itu menunjukkan kecatatan dalam keimanan. Karena, semua takdir baik atau buruk itu ketetapan Allah," kata TGB, usai mengikuti rapat kabinet terbatas tentang gempa Lombok, di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat 10 Agustus 2018.

Menurutnya, tidak tepat kalau suatu musibah selalu dilihat sebagai tanda-tanda bahwa Allah SWT marah. Sebab, bahkan Rasulullah Muhammad SAW saat berdakwah, tidak selamanya berjalan mulus.

Gempa Bumi Mengguncang Lombok

Maka dari itu, kata TBG, tidak tepat kalau gempa di Lombok itu dikaitkan dengan keputusannya dalam politik untuk mendukung Jokowi dua periode.

"Pada saat Rasulullah SAW berdakwah, lalu kemudian beliau dilempari dengan batu lalu luka-luka, diusir, bahkan mau dibunuh, artinya, bahkan beliau sampai diblokade cukup lama, sehingga bahkan ada yang meninggal, itu kan sesuatu yang juga tidak baik. Bukan berarti, dakwahnya tidak baik, kan begitu," jelas alumnus S3 Universitas Al-Azhar Mesir itu.

Gempa, lanjut dia, bisa dijelaskan secara ilmiah dan memang bisa dari sisi ketuhanan. Dari sisi keimanan atau ketuhanan, maka bencana termasuk gempa di Lombok itu adalah takdir dari Tuhan, Allah SWT.

"Ya, untuk menjadi pelajaran bagi kita semua, untuk memperbanyak syukur memperbanyak sabar dan semakin mendekat pada Allah," lanjutnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya