Hingga Senin Dini Hari Sudah 22 Gempa Susulan di Lombok

Korban gempa bumi di Lombok
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, Dwikorita Karnawati menyampaikan, gempa 6,9 Skala Richter yang terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat telah memicu 22 kali gempa susulan hingga pukul 01.35 Wita, Senin dini hari, 20 Agustus 2018.

Pemerintah Cairkan Jaminan Hidup Korban Gempa NTB Rp89,36 Miliar

"Hingga pukul 01.35 Wita, telah terjadi 22 kali gempa susulan, tiga gempa bumi dirasakan," katanya.

Karena itu, Dwikorita menambahkan, kalau gempa susulan akan tetap terjadi. Untuk itu, masyarakat diminta menjauh dari bangunan dan memilih wilayah aman yang merupakan tanah lapang.

Gempa Baru Saja Guncang Lombok

"Menjauh dari lereng gunung, tebing, dan batuan, karena gempa susulan dapat memicu longsor. Kami keluarga BMGK menyampaikan rasa prihatin dan duka cita yang mendalam atas gempa baru ini, dengan kekuatan 6,9 SR," katanya.

Seperti disampaikan sebelumnya, gempa ini dipicu atau dibangkitan patahan naik. Dampak gempa ini berdasarkan laporan dari masyarakat dan hasil analisis peta guncangan yang berwana kuning dirasakan di Lombok Utara dan Lombok Timur mencapai enam hingga tujuh Modified Mercalli Intensity (MMI).

Gempa Bumi Mengguncang Lombok

"Sementara, di Lombok Barat, Mataram, Praya, dan Sumbawa memiliki intensitas lima sampai enam MMI," katanya.

Guncangan juga dirasakan di Denpasar, Bali. Sementara itu, di Makassar juga dirasakan dengan kekuatan mencapai skala 1-2 MMI. Intensitas guncangan tertinggi mencapai 6-7 MMI.

“Peta ini sangat penting, karena dapat diestimasi kira-kira zona mana yang terdampak paling parah," katanya.

Sementara itu, di Pulau Lombok, peta kuning ini makin meluas dari Lereng Gunung Rinjani ke arah tenggara. Dari wilayah peta berwana kuning ini, petugas akan melakukan pertolongan segera.

"Diperkirakan terkuat di sana, kerusakan akan terjadi di sana. juga Pulau Sumbawa terlihat warna kuning di barat laut dan barat," katanya.

Ditambahkan Dwikorita, pada skala 6-7 MMI, bangunan standar dapat mengalami rusak sedang. Sementara itu, bangunan tidak standar dapat mengalami kerusakan hingga berat, apalagi diguncang gempa sebelumnya.

"Peta biru ke arah hijau, semua orang merasakan guncangan, namun belum terjadi kerusakan. Tetapi, kondisi bangunan yang terguncang gempa beberapa kali dengan gempa sebelumnya bisa saja menimbulkan kerusakan," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya