Jelang Kampanye Pilpres, Dua Kubu Harus Terapkan Demokrasi Santun

Ilustrasi/Peragaan kampanye saat pilkada
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Tahapan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan memasuki masa kampanye mulai 23 September 2018. Dua kubu yang bersaing di Pilpres 2019 diharapkan mengedepankan nilai-nilai demokrasi yang santun.

Mahfud MD: Keputusan Sudah Ada, Negara Harus Terus Jalan

Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Arya Kharisma Hady menyerukan agar strategi tim kampanye dua pasangan calon presiden dan calon presiden mengedepankan nilai demokrasi yang santun.

"Sebagai negara demokrasi, kreativitas kampanye merupakan hal yang biasa sebagai bentuk menyampaikan pendapat," kata Arya dalam keterangannya, Senin malam, 27 Agustus 2018.

M Taufik Bantah Pendukung Prabowo-Sandi Ikut Serta dalam Aksi 22 Mei

Menurutnya, menjelang tahapan kampanye Pilpres 2019 diwarnai kemunculan meme hingga adanya aksi tanda pagar atau tagar di media sosial. Namun, ia mengkritisi persaingan yang seharusnya sehat menjadi dibuat gaduh karena diduga beberapa oknum.

"Akhir-akhir ini gerakan seperti ini dibuat gaduh dan ada pula pencekalan oleh kelompok-kelompok tertentu," jelas Arya.

Sikapi Pemilu 2019, Hayono Isman: Indonesia Dibangun atas SARA

Arya mengingatkan kepada kedua tim pemenangan memperlihatkan aksi yang kreatif. Ia mencontohkan misalnya keberadaan kaos dibalas dengan hal serupa. Tak ketinggalan, menurutnya generasi milenial perlu dilibatkan dalam kreativitas.

"Kaos dibalas kaos, deklarasi dibalas deklarasi begitupun hashtag dan video," jelasnya.

Kemudian, ia berharap jangan sampai ada mobilisasi untuk dugaan persekusi atau penghadangan terhadap kreativitas salah satu kelompok. Sebab, tindakan penghadangan bukan cerminan dari nilai demokrasi.

Selanjutnya, diperlukan pendidikan politik dari para elite kepada masyarakat agar semakin dewasa. "Tidak elok negara besar ini dengan politisi yang sekarang kalah prestasi dengan generasi terdahulu. Kita tidak mungkin membawa negara ini mundur dalam kemunduran politik," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya