Kontras Sebut Jokowi Tak Mampu Ungkap Otak Pembunuhan Munir

Wakil Koordinator Bidang Advokasi Kontras, Yeti Adriani dan Suciwati, istri aktivis HAM, Munir.
Sumber :
  • VIVA/Adinda Purnama Rachmani

VIVA – Sudah 14 tahun, pembunuhan aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib, masih menjadi misteri. Pemerintah Indonesia gagal mengungkap dalang pembunuhan Munir.

Rachland Nashidik: Omong Kosong Laporan TPF Munir Hilang

Pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa kasus pembunuhan ini adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, pun masih menjadi sebatas janji tanpa bukti. 

Wakil Koordinator Bidang Advokasi Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan, (Kontras) Yeti Adriani, mengatakan menjelang akhir periode pemerintahan Jokowi, tidak ada kemajuan dalam pengungkapan kasus ini.

17 Tahun Kematian Munir, KASUM Desak Jokowi Jangan Diam

Menurutnya, pernyataan Presiden justru bertolak belakang dengan tindakan yang ditunjukkan pemerintah.

"Kita bisa saksikan pemerintah tidak mampu mengungkap, Presiden juga masih menolak penyelidikan TPF (tim pencari fakta) Munir. Tindak kebijakan tersebut bertolak belakang dengan apa yang dijanjikan Presiden. Di tahun ke-14, sekali lagi negara belum mampu untuk memberantas pembunuhan Munir," ucap Yeti di Kantor Kontras, Jakarta Pusat, Jumat, 7 September 2018.

Komnas HAM Didesak Tetapkan Kasus Munir Pelanggaran HAM Berat

Yeti mengatakan, ketidakjelasan dokumen penyelidikan TPF meninggalnya Munir sengaja diabaikan, dihilangkan, atau setidaknya tidak diketahui status keberadaannya.

Menurut Yeti, situasi seperti ini menjadi cambuk bagi Pemerintah Indonesia. "Ini adalah satu situasi buruk di pemerintahan Jokowi dan menjadi cambuk bagi Presiden dan penegak hukum," ucap Yeti. (ase)

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) RI

Kenang Munir, 7 September Diusulkan Jadi Hari Pembela HAM

Usulan Hari Pembela HAM Nasional pada 7 September bertepatan dengan hari kematian aktivis HAM, Munir.

img_title
VIVA.co.id
7 September 2021